Khaidirmuhaj.blogspot.com - saat hamil, kondisi psikologis wanita tidak menentu. Perhatian khusus dari pasangan dan keluarga membantu Anda melewati masa kelahiran dengan sempurna.
Kehamilan merupakan episode perubahan kondisi fisik dan psikologis yang kompleks bagi seorang wanita yang pernah mengalaminya. Untuk itu, wanita yang sedang mengalami fase kehamilan perlu ”adaptasi” terhadap penyesuaian pola makan dengan proses kehamilan yang terjadi.
Menurut psikologi ternama, Dr Rose Mini AP MPsi, tugas ibu pada masa kehamilan memang tidak sedikit. Ibu harus menerima kehamilannya, membina hubungan dengan janin, menyesuaikan perubahan fisik, menyesuaikan perubahan hubungan suami istri, dan melakukan persiapan melahirkan menjadi orangtua.
Perempuan bersahaja ini pun mengelompokan kondisi psikologis (metamorfosa) ibu hamil menjadi tiga, yaitu pada trisemester pertama, trisemester kedua, dan trisemester ketiga.
”Pada trisemester pertama, timbul kecemasan, kebahagiaan bercampur keraguan dengan kehamilannya antara ya atau tidak, sering terjadi fluktuasi emosi sehingga periode ini mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman, adanya perubahan hormonal, dan morning sickness,” ulas psikolog yang sering dipanggil Mbak Romi ini saat mengisi acara “Lactamil with You in Your Motherhood Journey” di Balai Kartini, Jakarta, baru-baru ini.
Untuk trisemester kedua, tambahnya, psikologi ibu hamil lebih tenang dan mulai dapat beradaptasi, perhatian mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, kehidupan seksual, keluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang di kandungnya, serta peningkatan kebutuhan untuk dekat dengan figur ibu, melihat, dan meniru peran ibu. Selain itu, ketergantungan kepada pasangan juga semakin meningkat.
Bagaimana psikologis ibu hamil saat trisemester ketiga? Menurut Rose Mini, stres akan meningkat kembali pada fase ini. Hal itu dapat terjadi dikarenakan kondisi kehamilan semakin membesar. Kondisi itu tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah.
”Emosi kembali fluktuatif berkaitan dengan bayangan risiko kehamilan dan proses persalinan trimester ketiga,” jelasnya.
Untuk menyikapi masalah ini, tambahnya, carilah informasi sebanyak-banyaknya dari lingkungan terkait dengan kehamilan, diskusikan perasaan Anda dengan pasangan atau orangtua, dorong pasangan untuk menunjukkan sikap positif terhadap kehamilan Anda, dan ajak pasangan untuk menemani Anda saat memeriksakan kondisi dan janin Anda.
Tidak berhenti di situ saja, Rose Mini juga menyarankan kepada ibu hamil untuk rajin memerhatikan gerak janin, ajak komunikasi, ajak pasangan untuk ikut berinteraksi
dengan janin Anda, dan lakukan berbagai aktivitas yang dapat menunjang kehamilan Anda, seperti senam hamil, latihan pernafasan, dan lain-lain.
Posting Komentar