Mendengar nama jengkol dan pete mungkin sebagian dari kita langsung mengerutkan dahi, sepertinya sangat alergi mendengar kedua nama buah itu.
Terlebih lagi golongan anak muda sekarang yang mengaku generasi metropolis yang bergaya metroseksual, mungkin langsung berekspresi muntah-muntah begitu mendengar atau diajak temannya mengkonsumsi buah ini, sambil berkata “payah lo men, ga’ modern”.
Karena itulah buah ini seakan-akan menjadi makanan orang-orang kelas bawahan alias kere. Padahal mungkin kita juga sudah maklum kalau kedua makanan ini adalah salah satu dari beberapa jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, mungkin termasuk anda dan juga saya pernah memakannya, tetapi begitu ditanya orang mungkin kita akan berkata yang sebaliknya karena malu, gengsi atau seribu alasan lain pasti keluar agar tidak ketahuan. Yang lebih menggelikan lagi sewaktu ditanya temannya “lu makan jengkol”, dia jawab “engga”, tapi waktu menjawab keluar bau naga dari mulutnya, walah pasti malu banget deh. Sebenarnya tidak perlu malu kalau kita memang menyukai kedua jenis buahan atau makanan ini, karena selera makan orang memang berbeda-beda.
Tapi tahukah anda khasiat dari buah jengkol dan pete, setelah anda mengetahui khasiat dari kedua jenis buah ini mungkin pola pikir dan prasangka negative kita terhadap kedua jenis buahan khas Asia tenggara ini akan berubah.
Pertama jengkol, setelah diteliti dan diuji labolatorium, ternyata mengandung serat yang tinggi, asam jengkolat, vitamin (meskipun belum jelas jenisnya) dan juga mineral. Adapun khasiat dari jengkol menurut para ahli kesehatan yang saya ketahui dari situs wikipedia adalah sebagai berikut:
- Dapat memperlancar proses buang air besar / cuci perut, ini dikarenakan jengkol mengandung serat yang tinggi.
- Kemudian jengkol juga dapat mencegah penyakit diabetes / kencing manis, mungkin karena kandungan asam dan mineralnya.
- Dan yang ketiga ternyata jengkol dapat mencegah penyakit jantung koroner
Dan mungkin masih banyak lagi khasiatnya yang belum diketahui. Tetapi yang perlu diperhatikan disini adalah jangan terlalu banyak memakannya, kenapa? Karena jengkol juga ada efek negativenya, pertama yang biasa di timbulkan adalah penyakit yang disebut kejengkolan alias susah buang air kecil dan terasa sakit sekali sewaktu keluarnya, ada juga yang bilang penyakit ini anyang-anyangan.
Hal ini disebabkan karena kandungan asamnya, tetapi tidak semua yang mengkonsumsinya lantas mengalami kejengkolan, menurut ahli kesehatan tergantung kadar asam yang dikandung biji jengkol itu dan juga kadar asam yang terdapat di tubuh kita dan factor genetika dari kita mempengaruhi. Tetapi kalau kita mengalami kejengkolan jangan khawatir obatnya adalah banyak minum air putih dan soda. Kemudian yang paling umum dari akibat memakan jengkol adalah penyakit mulut naga alias bau mulut dan kencing kebo alias pesing. Ada yang bilang untuk mengatasinya dengan makan buah ketimun, minum kopi hitam atau mengunyah pucuk cengkeh, tapi mungkin yang paling mujarab dengan sikat gigi dan kumur-kumur dengan obat kumur.
Kedua pete, setelah mengalami uji klinis di labolatorium ternyata buah khas Indonesia ini mengandung protein dan lemak yang cukup tinggi bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi daripada tempe. Wah kalau begitu mungkin kita bisa membuat tempe dari bahan pete ya. Adapun khasiat dari buah pete yang penulis ketahui setelah melihat acara asal-usul di salah satu tv swasta adalah:
- Bisa membuat tubuh awet muda, mungkin disebabkan kandungan proteinnya yang bisa untuk regenerasi kulit, bahkan kabarnya pete Indonesia sebagian sudah diekspor ke Jepang dan dijadikan salah satu bahan kosmetik di sana.
- Menambah nafsu makan.
- Bagi sebagian orang biasanya untuk makanan pelengkap.
Adapun efek negative dari pete tidak beda jauh dengan saudaranya yaitu jengkol seperti bau mulut, kencing pesing, tetapi pete tidak mengakibatkan susah buang air kecil.
Lalu bagaimana hukumnya memakan jengkol dan pete dari segi agama? Menurut jumhur (sebagian besar) ulama memakannya adalah makruh (tidak berdosa tetapi kurang disukai) karena menimbulkan bau tidak sedap. Alasannya adalah hadits nabi yang artinya kurang lebih seperti ini (maaf kalau terdapat kesalahan) : “Orang yang memakan bawang putih atau bawang merah hendaknya jangan mendekati kami dan rumah ibadah kami”. (H.R. Imam Muslim). Menurut ulama maksud hadits ini adalah kalau memakan bawang putih atau merah dalam jumlah banyak dan menimbulkan bau mulut hendaknya jangan melakukan ibadah di masjid/musholla karena dikhawatirkan jama’ah yang lain akan terganggu, jadi cukup beribadah di rumah saja. Akan tetapi kalau sedikit dan tidak menimbulkan bau itu diperbolehkan karena tidak menggangu orang lan, dan kalau tidak menimbulkan bau menurut ulama hukum makruhnya pun dengan sendirinya menjadi hilang. Dan rasanya lucu juga ya, kalau sampai ada fatwa MUI hanya karena masalah jengkol dan pete.
Karena sama-sama dapat menimbulkan bau itulah pete dan jengkol dikiaskan (disamakan hukumnya) dengan memakan bawang putih atau merah.
sumber aslinya:
klik lihat
Posting Komentar