BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali per tahun. Ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan. Sebanyak 40 % - 60 % kunjungan berobat di puskesmas dan 15 % - 30 % kunjungan berobat dibagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA (Dep.Kes.RI, 2002 : 9-10).
Word Healt Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15 % - 20 % pertahun. Menurut WHO ± 13 juta anak balita didunia meninggal setiap tahun dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun (http:// syair.worpress.com/2009/04/26/faktor-resiko-kejadian-ISPA-pada-balita, diakses tanggal 13 0ktober 2009).
Kematian pada penderita ISPA terjadi jika penyakit telah mencapai derajat ISPA berat, paling sering kematian terjadi karena infeksi telah mencapai paru-paru atau pneumonia. Sebagian besar keadaan ini terjadi karena penyakit ISPA ringan yang diabaikan. Jika penyakitnya telah menjalar ke paru-paru dan anak tidak mendapat pengobatan serta perawatan yang tepat, anak tersebut bisa meninggal.
Terjadinya ISPA dipengaruhi atau disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti virus, keadaan daya tahan tubuh, umur, jenis kelamin, status gizi, imunisasi, dan keadaan lingkungan (pencemaran lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, polusi udara, ditambah dengan perubahan iklim terutama suhu, kelembaban, curah hujan) merupakan ancaman kesehatan bagi masyarakat terutama penyakit ISPA. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor tersebut diatas tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku dan tingkat jangkauan ke pelayanan kesehatan yang masih rendah.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang bisa menyebabkan penyakit ISPA, maka diharapkan penyakit ISPA penanganannya dapat diprioritaskan. Disamping itu penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA yang sudah dilaksanakan saat ini, diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor resiko terjadinya ISPA pada balit.
Untuk Selengkapnya Silahkan Download formaf zip. Semoga Brmanfaat!
Posting Komentar