I. PENGERTIAN.
Cedera kepala pada dasarnya dikenal dua macam mekanisme trauma yang mengenai benturan dan guncangan ( Gernadi and Meany, 1996 ).
Berdasarkan GCS maka cedera kepala dapat dibagi menjadi 3 gredasi yaitu cedera kepala derajat ringan, bila GCS; 13 -15, cedera kepala derajat sedang, bila GCS; 9 -12, cedera kepala berat bila GCS kurang atau sama dengan 8. Pada penderita yang tidak dapat dilakukan pemeriksan misal oleh karena aphasia, maka reaksi verbal diberi tanda “ X “ atau oleh karena kedua mata edema berat sehingga tidak dapat dinilai reaksi membuka matanya maka reaksi membuka mata diberi nilai “ X “ sedangkan jika penderita dilakukan tracheotomy ataupun dilakukan intubasi maka reaksi verbal diberi nilai “ T “.
II. Mekanisme Cedera Kepala.
Berdasarkan besarnya gaya dan lamanya gaya yang bakerja pada kepala manusia maka mekanisme menjadi cidera kepala tumpul dapat dibagi menjadi dua :
1. Statick loading
Gaya langsung bekerja pada kepala, lamanya gaya yang bekerja lambat, lebih dari 200 milli detik. Mekanisme statik loading ini jarang tetapi kerusakan yang terjadi sangat berat mulai daari cidera pada kulit kepala sampai pada kerusakan tulang kepala, jaringan dan pembuluh sarah otak (bajamal A.H. 1999)
2. Dynamic loading
Gaya yang bekerja pada kepala secara cepat (kurang dari 50 milli detik). Gaya yang bekerja pada kepala dapat secara langsung (impact injury) ataupun gaya tersebut bekerja tidak langsung (accelerated-decelerated injury). Mekanisme cedera dynamic loading ini paling sering terjadi (Bajamal, A.H. 1999)
Impac injury
Gaya langsung bekerja pada kepala. Gaya yang terjadi akan diteruskan ke segala arah. Jika mengenai jaringan akan diserap sebagian dan sebagian lain akan diteruskan. Sedangkan jika mengenai jaringan yang keras akan dipantulkan kembali. Tettapi gaya impact ini dapat juga menyebabkan lesi akselerasi-deselerasi akibat dari impact injuri akan menimbulkan lesi.
Pada cedera kullit kepala (SCALP) meliputi vulnus apertum, eksuriasis, hematome subcutan, subgalea, subperiosteum. Pada tulang atap kepala meliputi praktur stealette, fraktur depresi, praktur basis kranial, meliputi hematum intrakranial, hematom epidural, hematom subdural, hematom intraseretral, hematom kranial. Kontusio serebri terdiri dari countracoup kontusio, coup kontusio, lesi defuse intrakranial, laserasi serebri yang meliputi komosio serebri, oiffuse axonal injuri (Umar Kasan, 1998)
Lesi akselerasi-deselerasi
Gaya tidak langsung bekerja pada kepala tetapi mengenai bagina tubuh yang lain, tetapi kepala tetap ikut bergerak akibat adanya perbedaan densitas anar tulang kepala dengan densitas yang tinggi dan jaringan otot yang densitas yang lebih rendah, maka terjadi gaya tidak langsung maka tulang kepala akan bergerak lebih dulu sedangkan jaringan otak dan isinya tetap berhenti, pada dasar tengkorak terdapat tonjolan-tonjolan maka akan terjadi gesekan anatera jaringan otak dan tonjolan tulang kepala tersebut akibatnya terjadi lesi intrakranial berupa hematom subdural, hematom intra serebral, hematom intravertikal.kontra coup kontusio. Selain itu gaya akselerasi dan deselarasi akan menyebabkan gaya tarik atau robekan yang menyebabkan lesi diffuse berupa komosio serebri, diffuse axonal injuri (Umar Kasan. 1998).
III. ETIOLOGI CIDERA KEPALA
1. Kecelakaan
2. Jatuh
3. Trauma akibat presalinan
Untuk selengkapnya silahkan download
Posting Komentar