SENYAWA 'RAHASIA' PARFUM BISA MERUSAK SPERMA
14:57
Jakarta, Cologne dan parfum banyak dipakai orang untuk membuat tubuhnya harum. Tapi sebuah studi menunjukkan bahan 'rahasia' yang dapat memberikan aroma khusus pada cologne ternyata bisa merusak sperma.
Peneliti menganalisis komposisi kimia dari 17 jenis parfum dan cologne. Dari studi ini diketahui bahwa banyak produk yang menggunakan bahan tertentu untuk aromanya mengandung senyawa yang memiliki potensi berinteraksi dengan hormon. Tapi bahan-bahan itu tidak dicantumkan dalam label.
Salah satu bahan kimianya adalah dietil ftalat yang ditemukan pada 12 produk dan terkait dengan kerusakan sperma yang bisa menurunkan kesuburan seseorang.
Pada studi Harvard tahun 2006 diketahui mengenai bahaya dari dietil ftalat(DEP) terhadap sperma. Selain itu juga ditemukan DEP yang merupakan salah satu senyawa yang dapat mengganggu hormon.
Berdasarkan penelitian ini dicontohkan Giorgio Armani's Acqua di Gio mengandung tujuh senyawa yang bisa berinteraksi dengan estrogen (hormon perempuan), androgen (hormon laki-laki) atau keduanya. Penelitian ini dilakukan oleh konsumen advokasi nirlaba Environmental Working Group.
"Kami tidak tahu bagaimana bahaya dari penggunaan berulang cologne atau parfum ini, karena penekanan yang dilakukan dalam industri ini bukan pengujian jangka panjang," ujar peneliti Dr Olga V. Naidenko, seperti dikutip dariAOLHealth, Rabu (26/5/2010).
Dr Naidenko menuturkan penggunaan yang jarang mungkin akan menunjukkan hasil yang baik-baik saja. Tapi karena bahan kimia ini terdapat dalam banyak produk, maka ada kemungkinan dari waktu ke waktu akan terakumulasi dan memiliki efek yang buruk di dalam tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak bahan kimia yang di gunakan dalam cologne, tapi tidak tercantum pada label. Cologne dan parfum yang diuji dipilih secara random.
Wewangian dari American Eagle Outfitters yang dikenal dengan AE77 memiliki bahan kimia yang paling banyak tidak tercantum di label yaitu sekitar 24 senyawa, diikuti oleh Coco Channel dengan 18 bahan kimia rahasia. Sementara Dolce and Gabbana Light Blue memiliki paling sedikit bahan kimia rahasia yaitu hanya 7 senyawa.
Senyawa DEP yang digunakan sebagai pelarut dan menciptakan bau khusus dalam produksi wewangian ini merupakan salah satu bahan yang tidak terdaftar, tapi bukan berarti senyawa ini tidak berbahaya.
Pada studi ini juga menjelaskan bahwa senyawa galaxolide dan tonalide bisa menyebabkan gangguan pada hormon estrogen dan androgen.
"Kami ingin mendorong peraturan yang lebih ketat mengenai produk wewangian ini, salah satunya adalah harus mencantumkan setiap bahan yang digunakan pada label. Karena orang harus tahu apa yang terjadi atau bahan apa yang masuk di dalam tubuhnya," ujar Dr Naidenko.
Lebih lanjut Dr Naidenko menambahkan bahwa bahan yang digunakan harus sudah diuji secara menyeluruh untuk menentukan keamanannya. Hal ini untuk memperkecil risiko bahaya yang mungkin timbul.
sumber: detik.com
Peneliti menganalisis komposisi kimia dari 17 jenis parfum dan cologne. Dari studi ini diketahui bahwa banyak produk yang menggunakan bahan tertentu untuk aromanya mengandung senyawa yang memiliki potensi berinteraksi dengan hormon. Tapi bahan-bahan itu tidak dicantumkan dalam label.
Salah satu bahan kimianya adalah dietil ftalat yang ditemukan pada 12 produk dan terkait dengan kerusakan sperma yang bisa menurunkan kesuburan seseorang.
Pada studi Harvard tahun 2006 diketahui mengenai bahaya dari dietil ftalat(DEP) terhadap sperma. Selain itu juga ditemukan DEP yang merupakan salah satu senyawa yang dapat mengganggu hormon.
Berdasarkan penelitian ini dicontohkan Giorgio Armani's Acqua di Gio mengandung tujuh senyawa yang bisa berinteraksi dengan estrogen (hormon perempuan), androgen (hormon laki-laki) atau keduanya. Penelitian ini dilakukan oleh konsumen advokasi nirlaba Environmental Working Group.
"Kami tidak tahu bagaimana bahaya dari penggunaan berulang cologne atau parfum ini, karena penekanan yang dilakukan dalam industri ini bukan pengujian jangka panjang," ujar peneliti Dr Olga V. Naidenko, seperti dikutip dariAOLHealth, Rabu (26/5/2010).
Dr Naidenko menuturkan penggunaan yang jarang mungkin akan menunjukkan hasil yang baik-baik saja. Tapi karena bahan kimia ini terdapat dalam banyak produk, maka ada kemungkinan dari waktu ke waktu akan terakumulasi dan memiliki efek yang buruk di dalam tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak bahan kimia yang di gunakan dalam cologne, tapi tidak tercantum pada label. Cologne dan parfum yang diuji dipilih secara random.
Wewangian dari American Eagle Outfitters yang dikenal dengan AE77 memiliki bahan kimia yang paling banyak tidak tercantum di label yaitu sekitar 24 senyawa, diikuti oleh Coco Channel dengan 18 bahan kimia rahasia. Sementara Dolce and Gabbana Light Blue memiliki paling sedikit bahan kimia rahasia yaitu hanya 7 senyawa.
Senyawa DEP yang digunakan sebagai pelarut dan menciptakan bau khusus dalam produksi wewangian ini merupakan salah satu bahan yang tidak terdaftar, tapi bukan berarti senyawa ini tidak berbahaya.
Pada studi ini juga menjelaskan bahwa senyawa galaxolide dan tonalide bisa menyebabkan gangguan pada hormon estrogen dan androgen.
"Kami ingin mendorong peraturan yang lebih ketat mengenai produk wewangian ini, salah satunya adalah harus mencantumkan setiap bahan yang digunakan pada label. Karena orang harus tahu apa yang terjadi atau bahan apa yang masuk di dalam tubuhnya," ujar Dr Naidenko.
Lebih lanjut Dr Naidenko menambahkan bahwa bahan yang digunakan harus sudah diuji secara menyeluruh untuk menentukan keamanannya. Hal ini untuk memperkecil risiko bahaya yang mungkin timbul.
sumber: detik.com
INILAH TIPS MEMBANTU BERHENTI MEROKOK
14:33
Selain motivasi dari diri sendiri, perokok yang mau berhenti juga membutuhkan dukungan lingkungan sekitarnya. Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa Rumah Sakit Persahabatan, dr Tribowo T Ginting, dalam kampanye bebas rokok bertema "Break Free" di Jakarta, Rabu (26/5/2010), setidaknya ada lima hal yang dapat dilakukan dalam mendukung perokok yang ingin berhenti.
1. Bersihkan rumah dari atribut-atribut rokok seperti bungkus rokok, asbak, dan korek. Lalu, ajaklah rekan-rekan sesama perokok untuk tidak merokok di depan perokok yang ingin berhenti.
2. Bersabarlah, khususnya dalam 1-2 minggu pertama. "Kemungkinan akan timbul perselisihan dengan perokok yang sedang berusaha berhenti," kata dr Bowo.
3. Berikan banyak pujian dan penghargaan kepada yang hendak berhenti merokok. "Hargai keputusan mereka yang ingin berhenti, rayakan kalau dalam 1-2 minggu mereka berhasil," tambah dr Bowo.
4. Sediakan waktu untuk mendengarkan curahan hati dan perasaan perokok yang berusaha berhenti.
5. Alihkan perhatian perokok dengan menyibukkan mereka seperti mengajak jalan-jalan atau melakukan aktivitas fisik seperti olahraga pada waktu-waktu biasanya dia merokok. "Permen dapat mengalihkan perhatian perokok saat dia enggak tau mau apa, dia makan permen," tambah dokter spesialis jantung, dr Aulia Sani.
6. Yang terpenting, yakinkanlah perokok bahwa mereka mampu berhenti atau mengurangi kebiasaan mengonsumsi nikotin.
Sumber: kompas.com
1. Bersihkan rumah dari atribut-atribut rokok seperti bungkus rokok, asbak, dan korek. Lalu, ajaklah rekan-rekan sesama perokok untuk tidak merokok di depan perokok yang ingin berhenti.
2. Bersabarlah, khususnya dalam 1-2 minggu pertama. "Kemungkinan akan timbul perselisihan dengan perokok yang sedang berusaha berhenti," kata dr Bowo.
3. Berikan banyak pujian dan penghargaan kepada yang hendak berhenti merokok. "Hargai keputusan mereka yang ingin berhenti, rayakan kalau dalam 1-2 minggu mereka berhasil," tambah dr Bowo.
4. Sediakan waktu untuk mendengarkan curahan hati dan perasaan perokok yang berusaha berhenti.
5. Alihkan perhatian perokok dengan menyibukkan mereka seperti mengajak jalan-jalan atau melakukan aktivitas fisik seperti olahraga pada waktu-waktu biasanya dia merokok. "Permen dapat mengalihkan perhatian perokok saat dia enggak tau mau apa, dia makan permen," tambah dokter spesialis jantung, dr Aulia Sani.
6. Yang terpenting, yakinkanlah perokok bahwa mereka mampu berhenti atau mengurangi kebiasaan mengonsumsi nikotin.
Sumber: kompas.com
MENCEGAH & ATASI BAU BADAN SECARA ALAMI
14:24Banyak orang yang mempunyai masalah dengan bau badan atau bau keringat yang tidak sedap sehingga mempengaruhi rasa percaya diri. Namun ada juga yang tidak menyadari akan keadaan tubuhnya yang mengeluarkan aroma yang kurang sedap tersebut dan bersikap cuek saja. Bau badan adalah masalah yang peka dan dapat menimbulkan gangguan dalam kehidupan sosial sesorang, baik dalam pergaulan secara umum maupun dengan pasangan. Orang yang mempunyai masalah bau badan seringkali merasa rendah diri atau minder dan membatasi pergaulan. Selain itu, orang lain juga ‘segan’ untuk berdekatan dengannya karena aroma tubuhnya membuat pusing/puyeng. Kondisi tersebut tentunya dapat mengambat dalam pengembangan potensi dirinya.
Aroma tubuh yang dikeluarkan setiap orang bervariasi, ada yang tidak berbau, bau asam sampai yang berbau menyengat. Bau badan umumnya disebabkan oleh pengeluaran keringat yang berlebihan terutama di daerah ketiak. Namun ada juga orang yang aroma tubuhnya tidak sedap walaupun tidak berkeringat dan baunya akan bertambah menyengat ketika berkeringat. Keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat, yaitu kelenjar apokrin yang menghasilkan cairan yang kental serta keruh, dan kelenjar ekrin yang menghasilkan cairan yang encer serta jernih, merupakan unsur utama/paling banyak dalam air keringat. Sekresi keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin adalah yang sering menimbulkan aroma tubuh yang tidak sedap terutama ketika bercampur dengan bakteri. Pada dasarnya ada orang yang mengeluarkan banyak keringat dan ada juga yang sedikit. Keaktifan kelenjar keringat mempengaruhi jumlah keringat yang diproduksi. Dibandingan dengan bagian tubuh lainnya, kelenjar keringat paling aktif pada kulit ketiak. Pada orang-orang tertentu mempunyai kelenjar keringat yang aktif sejak lahir/bawaan sehingga selalu berkeringat.
Keringat sebenarnya bagian dari mekanisme pengaturan suhu tubuh agar tetap stabil, yaitu sebagai reaksi untuk menyejukan diri. Ketika suhu tubuh meningkat akibat cuaca panas atau kegiatan fisik, kedua kelenjar tersebut akan terstimulasi untuk menghasilkan keringat dan keluar melalui permukaan kulit. Kemudian keringat tersebut mengalami penguapan sehingga panas tubuh berkurang. Produksi keringat yang berlebih juga dapat dipicu oleh faktor ketegangan emosi.
Aroma tubuh yang tidak sedap dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kurang menjaga kebersihan badan, jenis makanan yang dikonsumsi dan adanya ketegangan emosi. Sisa keringat yang tidak menguap yaitu yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin akan melekat pada badan, bila dibiarkan lama akan diuraikan oleh bakteri pada tempat tersebut sehingga menimbulkan bau badan yang menyengat. Jenis makanan yang tinggi kalori seperti makanan berlemak dan berprotein tinggi terutama jika dikonsumsi berlebihan dapat menimbulkan bau keringat yang kurang sedap. Jenis makanan tersebut dapat merangsang kelenjar mengeluarkan lebih banyak keringat dibandingkan dengan jenis makanan yang rendah kalori. Ketegangan yang memicu emosi negatif seperti kecemasan, gelisah, stres dan kemarahan juga dapat mengaktifkan kelenjar keringat dan mempertajam aroma tubuh yang tak sedap.
Pencegahan :
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi bau badan yang tak sedap, antara lain :
- selalu menjaga kebersihan badan, dianjurkan untuk lebih sering mandi dan mengelap bagian tubuh yang sering mengeluarkan keringat. Sebaiknya rambut ketiak dibersihkan/dicukur agar tidak lembab dan memicu bau.
- Ganti pakaian yang basah oleh keringat dengan pakaian yang kering dan bersih.
- Hindari atau kurangi makanan yang memicu aroma tubuh yang kurang sedap.
- Perbanyak konsumsi makanan yang berserat dan rendah kalori seperti buah dan sayuran serta minum cukup air putih ( 8-12 gelas/hari).
- Hindari emosi negatif dan usahan untuk lebih rileks
- Gunakan sabun mandi yang berkhasiat antibakteri.
Herba untuk mengatasi Bau Badan (BB)
Saat ini berbagai produk/kosmetik untuk menghilangkan bau badan banyak tersedia di pasaran. Berbagai jenis merek yang ditawarkan tersebut ada yang berupa deodoran/roll on, bedak, krim hingga farfum dengan aroma yang bervariasi. Produk-produk tersebut biasanya hanya berfungsi sementara dan bertahan beberapa jam saja. Apabila lupa memakainya, bau keringat akan kembali muncul.
Ada beberapa jenis herbal yang digunakan untuk mengatasi bau badan. Berbagai jenis tanaman tersebut telah lama digunakan dan diwariskan secara turun temurun, antara lain : daun sirih (Piper betle), beluntas (Pluchea indica), kemangi (Ocimum basilicum var citratum), bunga kecombrang (Nicolaia speciosa), kunyit (Curcuma longa), temu giring (Curcuma heyneana), bunga kenanga (Canangium odorata), akar wangi (Andropogon zizanoides), nilam (Pogostemon cablin).
Berikut ini contoh resep untuk mengatasi bau badan :
Resep 1. (Pemakaian Dalam)
30 gram kunyit tua segar (diiris) + 5 lembar daun sirih + asam jawa dan gula aren secukupnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari. Lakukan secara teratur
Resep 2. (Pemakaian Dalam)
Daun beluntas muda dan kemangi secukupnya dikonsumsi setiap hari sebagai lalap mentah. Lakukan secara teratur
Resep 3. (Pemakaian Luar )
Daun jeruk nipis + bunga mawar + bunga melati + bunga kenanga, masing-masing secukupnya, dicuci dan direbus dengan air secukupnya hingga mendidih, tambahkan air, hangat-hangat digunakan untuk mandi berendam. Lakukan
secara teratur.
Resep 4 (Pemakaian luar)
Air perasan jeruk nipis dicampur dengan sedikit kapur sirih, diaduk rata, lalu dioleskan pada ketiak yang bersih. Lakukan secara teratur.
Catatan : untuk perebusan gunakan panci enamel, peruk tanah, panci kaca/pyrex. U hasil optimal lakukan secara teratur, baik pemakaian dalam maupun pemakaian luar.
sumber: cyberhealth.cbn.net.id
MAKIN SEHAT, EREKSI MAKIN KERAS
14:02
Ada yang mengatakan untuk mengukur karakter seorang pria, cari tahu siapa teman-temannya. Lalu, bagaimana mengintip status kesehatannya? Menurut Dr.Steven Lamm, cara terbaik untuk mengetahuinya adalah lewat kekerasan ereksinya.
Dalam bukunya, The Hardness Factor, Lamm mengatakan bahwa kesehatan seorang pria secara umum sangat berpengaruh pada kualitas ereksinya. Salah satu contohnya adalah kesehatan jantung. Berbagai literatur menyebutkan pria yang menderita penyakit jantung berIsiko besar mengalami disfungsi ereksi (impoten).
Penelitian terbaru mengenai kaitan antara ereksi dan kesehatan jantung menyebutkan disfungsi ereksi bisa jadi gejala awal adanya masalah di jantung. Risikonya hampir sama pada pria yang merokok atau kadar kolesterolnya tinggi. Karena itu mereka yang mengeluh "jagonya" tak mau berkokok lagi, sebaiknya segera menemui dokter ahli kardiologi.
Hal tersebut terjadi karena sebenarnya penyebab impotensi dan penyebab penyakit jantung adalah sama, yakni ateroklerosis atau penyumbatan pembuluh darah. Bahaya terbesar dari penimbunan plak ini adalah menyempitnya pembuluh darah.
Sementara itu, untuk bisa "tegak", penis harus dipenuhi dengan darah, karenanya endothelium (lapisan sel di arteri) harus dalam kondisi relaks sehingga arteri bisa membesar dan sirkulasi darah ke organ vital menjadi lancar. Dengan kata lain, apa punyang menghentikan aliran darah ke penis akan memperkecil peluang terjadinya ereksi.
"Pembuluh darah yang mengarah ke penis lebih kecil daripada arteri yang mengarah ke otak atau jantung," kata Ira Sharlip, MD, ahli urologi dari Universitas California. Pengerasan arteri pertama-tama akan menimbulkan dampak bila terjadi di pembuluh darah kecil.
"Bila Anda seorang pria berusia 45-50 tahun dan tidak punya faktor lain yang bisa membuat Anda impotensi, maka sebaiknya Anda berkonsultasi pada dokter ahli jantung," kata Sharlip, yang telah mempelajari mengenai impotensi selama lebih dari dua dekade.
Para dokter yang dahulu pernah memandang impotensi hampir secara eksklusif sebagai masalah psikologis, sekarang percaya bahwa sekurangnya tujuh di antara sepuluh kasus impotensi memiliki penyebab fisik, termasuk penyakit jantung, diabetes, gangguan kelenjar gondok, atau cedera pada penis.
Sumber: kompas.com
Dalam bukunya, The Hardness Factor, Lamm mengatakan bahwa kesehatan seorang pria secara umum sangat berpengaruh pada kualitas ereksinya. Salah satu contohnya adalah kesehatan jantung. Berbagai literatur menyebutkan pria yang menderita penyakit jantung berIsiko besar mengalami disfungsi ereksi (impoten).
Penelitian terbaru mengenai kaitan antara ereksi dan kesehatan jantung menyebutkan disfungsi ereksi bisa jadi gejala awal adanya masalah di jantung. Risikonya hampir sama pada pria yang merokok atau kadar kolesterolnya tinggi. Karena itu mereka yang mengeluh "jagonya" tak mau berkokok lagi, sebaiknya segera menemui dokter ahli kardiologi.
Hal tersebut terjadi karena sebenarnya penyebab impotensi dan penyebab penyakit jantung adalah sama, yakni ateroklerosis atau penyumbatan pembuluh darah. Bahaya terbesar dari penimbunan plak ini adalah menyempitnya pembuluh darah.
Sementara itu, untuk bisa "tegak", penis harus dipenuhi dengan darah, karenanya endothelium (lapisan sel di arteri) harus dalam kondisi relaks sehingga arteri bisa membesar dan sirkulasi darah ke organ vital menjadi lancar. Dengan kata lain, apa punyang menghentikan aliran darah ke penis akan memperkecil peluang terjadinya ereksi.
"Pembuluh darah yang mengarah ke penis lebih kecil daripada arteri yang mengarah ke otak atau jantung," kata Ira Sharlip, MD, ahli urologi dari Universitas California. Pengerasan arteri pertama-tama akan menimbulkan dampak bila terjadi di pembuluh darah kecil.
"Bila Anda seorang pria berusia 45-50 tahun dan tidak punya faktor lain yang bisa membuat Anda impotensi, maka sebaiknya Anda berkonsultasi pada dokter ahli jantung," kata Sharlip, yang telah mempelajari mengenai impotensi selama lebih dari dua dekade.
Para dokter yang dahulu pernah memandang impotensi hampir secara eksklusif sebagai masalah psikologis, sekarang percaya bahwa sekurangnya tujuh di antara sepuluh kasus impotensi memiliki penyebab fisik, termasuk penyakit jantung, diabetes, gangguan kelenjar gondok, atau cedera pada penis.
Sumber: kompas.com
PENYAKIT PENYAKIT AKIBAT STRESS
00:30Jakarta,

Kenyataannya seringkali stres dianggap tidak perlu diobati, terutama jika akibatnya hanya keluhan-keluhan ringan seperti migrain dan perut mulas. Orang tetap berharap penyakitnya akan sembuh setelah stresnya hilang sehingga tidak perlu diobati.
Berikut ini beberapa keluhan kesehatan yang sering dialami saat stres melanda, dikutip dari Prevention, Kamis (20/5/2010).
Sakit kepala serta migrain
Daya tahan tubuh bisa menurun karena stres lalu memicu migrain menurut Todd Schwedt, MD, direktur pusat sakit kepala di Washington University. Untuk menghindarinya, pastikan pola makan dan tidur dalam sepekan selalu terjaga.
Kram yang sangat sakit
Ketidakseimbangan hormon saat stres bisa mengakibatkan kram yang sangat menyakitkan, terutama pada wanita. Saat stres, risiko mengalami kram 2 kali lebih besar karena aktivitas syaraf simpatis lebih tinggi. Olahraga secara teratur dapat mencegahnya.
Sakit di sekitar mulut
Rahang terasa nyeri merupakan tanda bahwa stres tengah melanda. Tanpa disadari, gigi atas dan bawah saling menggeretak saat stres dan memicu tekanan berlebih di pelipis. Gejala ini bisa dicegah dengan memasang pelindung di antara kedua gigi saat tidur malam.
Jarang bermimpi saat tidur
Mimpi terbentuk secara bertahap, sehingga butuh kondisi tidur nyenyak. Ini sulit terjadi saat sedang stres, sebab tidurnya menjadi tidak nyenyak. Jika sering terjaga tengah malam, maka proses terbentuknya mimpi akan terganggu.
Gusi berdarah
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa stres meningkatkan risiko penyakit periodontal (gigi dan mulut) pada seseorang. Meningkatnya hormon kortisol saat stres akan melemahkan sistem imun, dan memudahkan infeksi bakteri ke dalam gusi.
Jerawat dimana-mana
Profesor dermatologi dari Wake Forest University, Gil Yosipovitch, MD mengungkap bahwa stres meningkatkan risiko inflamasi termasuk di wajah. Untuk mencegah munculnya jerawat, oleskan pelembab dan lotion yang mengandung asam salisilat saat stres.
Ingin makan yang manis-manis
Jika wanita menjadi ingin makan cokelat saat akan menstruasi, ini bukan disebabkan hormon progesteron. Penelitian diUniversity of Pennsylvania membuktikan, saat menopause sekalipun wanita tetap mengalami gejala itu. Penelitian tersebut mengungkap, sesungguhnya penyebab ingin makan yang manis-manis adalah stres.
Kulit gatal-gatal
Sebuah penelitian di Jepang mengungkap, orang yang mengalami pruritis (penyakit kulit yang dicirikan oleh gatal-gatal kronis) 2 kali tebih rentan mengalami stres. Namun penelitian tersebut juga mengungkap hal yang sebaliknya, bahwa stres itu sendiri juga bisa mengaktifkan sejumlah serabut syaraf yang memicu sensasi gatal.
Alergi yang lebih parah dari biasanya
Menurut sebuah penelitian di Ohio State University tahun 2008, pikiran gelisah dan tidak tenang dapat memperparah kondisi pada penderita alergi. Hormon stres diyakini memicu produksi imunoglobulin E (IgE), yakni protein dalam darah yang menyebabkan reaksi alergi.
Mendadak sakit perut
Pada orang stres, risiko mengalami sakit perut meningkat 3 kali lipat dibandingkan saat rileks. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi sebuah teori menyebutkan bahwa jaringan syaraf di otak dan usus saling terhubung. Ketika syaraf otak bereaksi terhadap stres, syaraf di usus menangkap sinyal yang sama dan memberikan respon tertentu misalnya rasa mulas.
Sumber: detik.com
MANFAAT BUAH PEPAYA
00:19Kebetulan pohon pepaya didepan rumah berbuah jadi cari-cari sama mbah google tentang manfaat pepaya eh ketemu blognya andrisetiawan yang memposting manfaat pepaya ya saya copy paste aja ke blog saya, dengan manfaat sebagai berikut:
Satu
Buah pepaya mengandung berbagai jenis enzim, vitamin dan mineral. Kandungan vitamin A-nya lebih banyak daripada wortel, vitamin C-nya lebih tinggi daripada jeruk. Kaya pula dengan vitamin B kompleks & vitamin E.
Dua
Buah pepaya mengandung enzim papain. Enzim ini sangat aktif dan memiliki kemampuan mempercepat proses pencernaan protein. Mencerna protein merupakan problem utama yang umumnya dihadapi banyak orang dalam pola makan sehari-hari. Tubuh mempunyai keterbatasan dalam mencerba protein yang disebabkan kurangnya pengeluaran asam hidroklorat di lambung.
Buah pepaya mengandung enzim papain. Enzim ini sangat aktif dan memiliki kemampuan mempercepat proses pencernaan protein. Mencerna protein merupakan problem utama yang umumnya dihadapi banyak orang dalam pola makan sehari-hari. Tubuh mempunyai keterbatasan dalam mencerba protein yang disebabkan kurangnya pengeluaran asam hidroklorat di lambung.
Tiga
Kadar protein dalam buah pepaya tidak terlalu tinggi, hanya 4-6 gram per kilogram berat buah. Tapi julah yang sedikit ini hampir seluruhnya dapat dicerna dan diserap tubuh. Ini disebabkan enzim papain dalam buah pepaya mampu mencerna zat sebanyak 35 kali lebih besar dari ukurannya sendiri. Daya cerna terhadap protein ini mengingatkan kita untuk lebih cermat memilih makanan, Bahwa makanan yang mengandung protein tinggi belum tenti bisa bermanfaat bagi tubuh. Yang penting adalah mudah atau tidaknya protein itu diserap tubuh.
Kadar protein dalam buah pepaya tidak terlalu tinggi, hanya 4-6 gram per kilogram berat buah. Tapi julah yang sedikit ini hampir seluruhnya dapat dicerna dan diserap tubuh. Ini disebabkan enzim papain dalam buah pepaya mampu mencerna zat sebanyak 35 kali lebih besar dari ukurannya sendiri. Daya cerna terhadap protein ini mengingatkan kita untuk lebih cermat memilih makanan, Bahwa makanan yang mengandung protein tinggi belum tenti bisa bermanfaat bagi tubuh. Yang penting adalah mudah atau tidaknya protein itu diserap tubuh.
Empat
Papain bisa memecah protein menjadi arginin. Senyawa arginin merupakan salah satu asam amino esensial yang dalam kondisi normal tidak bisa diproduksi tubuh dan biasa diperoleh melalui makanan seperti telur dan ragi. Namun bila enzim papain terlibat dalam proses pencerbaan protein, secara alami sebagian protein dapat diubah menjadi arginin. Proses pembentukan arginin dengan papain ini turut mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan sebutan human growth hormone (HSG), sebab arginin merupakan salah satu sarat wajib dalam pembentukan HGH. Nah, HGH inilah yang membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Informasi penting lain, uji laboratorium menunjukkan arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
Papain bisa memecah protein menjadi arginin. Senyawa arginin merupakan salah satu asam amino esensial yang dalam kondisi normal tidak bisa diproduksi tubuh dan biasa diperoleh melalui makanan seperti telur dan ragi. Namun bila enzim papain terlibat dalam proses pencerbaan protein, secara alami sebagian protein dapat diubah menjadi arginin. Proses pembentukan arginin dengan papain ini turut mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan sebutan human growth hormone (HSG), sebab arginin merupakan salah satu sarat wajib dalam pembentukan HGH. Nah, HGH inilah yang membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Informasi penting lain, uji laboratorium menunjukkan arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
Lima
Papain juga dapat memecah makanan yang mengandung protein hingga terbentuk berbagai senyawa asam amino yang bersifat autointoxicating atau otomatis menghilangkan terbentuknya substansi yang tidak diinginkan akibat pencernaan yang tidak sempurna. Tekanan darah tinggi, susah buang air besar, radang sendi, epilepsi dan kencing manis merupakan penyakit-penyakit yang muncul karena proses pencernaan makanan yang tidak sempurna. Papain tidak selalu dapat mencegahnya, namun setidaknya dapat meminimalkan efek negatif yang muncul. Yang jelas papain dapat membantu mewujudkan proses pencenaan makanan yang lebih baik.
Papain juga dapat memecah makanan yang mengandung protein hingga terbentuk berbagai senyawa asam amino yang bersifat autointoxicating atau otomatis menghilangkan terbentuknya substansi yang tidak diinginkan akibat pencernaan yang tidak sempurna. Tekanan darah tinggi, susah buang air besar, radang sendi, epilepsi dan kencing manis merupakan penyakit-penyakit yang muncul karena proses pencernaan makanan yang tidak sempurna. Papain tidak selalu dapat mencegahnya, namun setidaknya dapat meminimalkan efek negatif yang muncul. Yang jelas papain dapat membantu mewujudkan proses pencenaan makanan yang lebih baik.
Enam
Papain berfungsi membantu pengaturan asam amino dan membantu mengeluarkan racun tubuh. Dengan cara ini sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan.
Papain berfungsi membantu pengaturan asam amino dan membantu mengeluarkan racun tubuh. Dengan cara ini sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan.
Tujuh
Pepaya juga dapat mempercepat pencernaan karbohidrat dan lemak. Enzim papain mampu memecah serat-serat daging, sehingga daging lebih mudah dicerna. Tidak heran bila pepaya sering dijadikan bahan pengempuk daging, terutama untuk pembuatan sate atau masakan semur.
Pepaya juga dapat mempercepat pencernaan karbohidrat dan lemak. Enzim papain mampu memecah serat-serat daging, sehingga daging lebih mudah dicerna. Tidak heran bila pepaya sering dijadikan bahan pengempuk daging, terutama untuk pembuatan sate atau masakan semur.
Delapan
Pepaya memiliki sifat antiseptik dan membantu mencegah perkembangbiakan bakteri yang merugikan di dalam usus. Pepaya membantu menormalkan pH usus sehingga keadaan flora usus pun menjadi normal.
Pepaya memiliki sifat antiseptik dan membantu mencegah perkembangbiakan bakteri yang merugikan di dalam usus. Pepaya membantu menormalkan pH usus sehingga keadaan flora usus pun menjadi normal.
Sembilan
Papain terbentuk di seluruh bagian buah, baik kulit, daging buah, maupun bijinya. Jadi sebaiknya pepaya dimanfaatkan secara seutuhnya. Malah, bagi mereka yang mengalami masalah pencernaan, disarankan untuk mengonsumsi buah pepaya beserta bijinya.
Papain terbentuk di seluruh bagian buah, baik kulit, daging buah, maupun bijinya. Jadi sebaiknya pepaya dimanfaatkan secara seutuhnya. Malah, bagi mereka yang mengalami masalah pencernaan, disarankan untuk mengonsumsi buah pepaya beserta bijinya.
Sepuluh
Buah yang masih mengkal atau separuh matang memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dari buah matang. Namun wanita yang ingin memiliki anak atau sedang hamil dilarang mengonsumsinya, karena buah mentah dan mengkal mempunyai efek menggugurkan kandungan. Karena efek yang satu ini, di berbagai negara, seperti Papua Nugini dan Peru, pepaya digunakan sebagai alat kontrasepsi. Saran untuk wanita hamil, bila ingin mendapatkan khasiat pepaya, makanlah buah yang sudah matang saja.
Buah yang masih mengkal atau separuh matang memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dari buah matang. Namun wanita yang ingin memiliki anak atau sedang hamil dilarang mengonsumsinya, karena buah mentah dan mengkal mempunyai efek menggugurkan kandungan. Karena efek yang satu ini, di berbagai negara, seperti Papua Nugini dan Peru, pepaya digunakan sebagai alat kontrasepsi. Saran untuk wanita hamil, bila ingin mendapatkan khasiat pepaya, makanlah buah yang sudah matang saja.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PERAWATAN BALITA SEHAT DAN MANFAAT POSYANDU
10:23
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu stategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan “ Indonesia Sehat 2010 “ adalah menerapkan pembangunan berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep “ Paradigma Sehat “ yaitu pembangunan kesehtaan yang memberikan prioritas utama pada perlayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit ( preventif ) dibandingkan dengan upaya pelayanan perngobatan ( kuratif ) dan pemulihan ( rehabilitative ) secara menyeluruh dan terpadu sertta berkesinambungan ( Depkes RI, 2005 ).
Selaras untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010 secara umum dan Visi Kalimantan Selatan Sehat 2010 secara khusus adalah dengan melaksanakan salah satu Misi Program Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Selatan yaitu Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan, Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menigkatkan pelayanan kesehatan adalah melaksanakan kegiatan posyandu.
Posyandu merupakan kegiatan rutin bulanan yang bertujuan untuk memantau peertumbuhan berat badan anak balita dengan menggunakan kartu menuju sehat ( KMS ) ; memberikan konseling gizi ; memberikan pelyanan kesehatan dasar ( imunisasi dan penanggulangan diare ). Dengan diadakannya posyandu setiap bulan maka dapat dipantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan balita setempat sehingga diharapkan kesehatannya terpantau dan terpelihara agar menjadi sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas serta mencegah sedini mungkin terjadinya gizi kurang/buruk.
( Sutadi Heri, 2007 ).
Pentingnya pertumbuhan pada anak balita mendorong pemerintah melakukan integrasi penimbangan rutin kedalam kegiatan posyandu bersama program lain. Fakta menunjukkan keaktifan masyarakat dalam melakukan monitoring pertumbuhan anaknya diposyandu semakin hari semakin menurun.
Dari penjajakan awal pada tanggal 7 September 2009 posyandu bulan Juli jumlah Balita hadir sebanyak 25 Balita (22,7%) dari 110 Balita yang ada, bulan Agustus 37 Balita (41%) yang hadir dari 90 jumlah Balita yang ada, sedangkan bulan September sebanyak 25 Balita (27%) dari 90 Balita yang ada dan terdapat 6 orang balita ( 0,04% ) BGM ( bawah garis merah ). Sedangkan dari studi pendahuluan yang dilakukan penulis dengan observasi hanya 26 orang (21,3%) balita saja yang dibawa ibunya keposyandu
Dari 90 orang balita yang ada didesa pariok kecamatan candi laras utara.
Masalah tersebut disebabkan oleh banyak faktor seperti tingkat pengetahuan ibu balita yang kurang dalam merawat balitanya dikarenakan kurang memanfaakan kegiatan posyandu. Sangat pentingnya perawatan balita yaitu dengan melakukan penimbangan dan konsultasi kesehatan serta pemanfaatan posyandu agar diketahui adanya kelainan atau penyakit sedini mungkin.
Adanya Balita BGM dan kurangnya junlah kunjungan ibu balita dalam posyandu mungkin disebabkan ketidaktahuan ibu balita dalam merawat balitanya serta kurang memahami manfaat posyandu, padahal dari pengetahuan seseorang akan dapat diketahui bagaimana dengan pengetahuan yang dimiliki ia bisa mencegah tidak terjadinya Balita BGM ataupun kematian balita, karean dari pengetahuan yang baik akan menghasilkan sikap dan tindakan yang baik pula.
Untuk Selengkapnya silahkan Download Format Zip. SEMOGA BERMANFAAT!
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu stategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan “ Indonesia Sehat 2010 “ adalah menerapkan pembangunan berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep “ Paradigma Sehat “ yaitu pembangunan kesehtaan yang memberikan prioritas utama pada perlayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit ( preventif ) dibandingkan dengan upaya pelayanan perngobatan ( kuratif ) dan pemulihan ( rehabilitative ) secara menyeluruh dan terpadu sertta berkesinambungan ( Depkes RI, 2005 ).
Selaras untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010 secara umum dan Visi Kalimantan Selatan Sehat 2010 secara khusus adalah dengan melaksanakan salah satu Misi Program Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Selatan yaitu Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan, Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menigkatkan pelayanan kesehatan adalah melaksanakan kegiatan posyandu.
Posyandu merupakan kegiatan rutin bulanan yang bertujuan untuk memantau peertumbuhan berat badan anak balita dengan menggunakan kartu menuju sehat ( KMS ) ; memberikan konseling gizi ; memberikan pelyanan kesehatan dasar ( imunisasi dan penanggulangan diare ). Dengan diadakannya posyandu setiap bulan maka dapat dipantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan balita setempat sehingga diharapkan kesehatannya terpantau dan terpelihara agar menjadi sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas serta mencegah sedini mungkin terjadinya gizi kurang/buruk.
( Sutadi Heri, 2007 ).
Pentingnya pertumbuhan pada anak balita mendorong pemerintah melakukan integrasi penimbangan rutin kedalam kegiatan posyandu bersama program lain. Fakta menunjukkan keaktifan masyarakat dalam melakukan monitoring pertumbuhan anaknya diposyandu semakin hari semakin menurun.
Dari penjajakan awal pada tanggal 7 September 2009 posyandu bulan Juli jumlah Balita hadir sebanyak 25 Balita (22,7%) dari 110 Balita yang ada, bulan Agustus 37 Balita (41%) yang hadir dari 90 jumlah Balita yang ada, sedangkan bulan September sebanyak 25 Balita (27%) dari 90 Balita yang ada dan terdapat 6 orang balita ( 0,04% ) BGM ( bawah garis merah ). Sedangkan dari studi pendahuluan yang dilakukan penulis dengan observasi hanya 26 orang (21,3%) balita saja yang dibawa ibunya keposyandu
Dari 90 orang balita yang ada didesa pariok kecamatan candi laras utara.
Masalah tersebut disebabkan oleh banyak faktor seperti tingkat pengetahuan ibu balita yang kurang dalam merawat balitanya dikarenakan kurang memanfaakan kegiatan posyandu. Sangat pentingnya perawatan balita yaitu dengan melakukan penimbangan dan konsultasi kesehatan serta pemanfaatan posyandu agar diketahui adanya kelainan atau penyakit sedini mungkin.
Adanya Balita BGM dan kurangnya junlah kunjungan ibu balita dalam posyandu mungkin disebabkan ketidaktahuan ibu balita dalam merawat balitanya serta kurang memahami manfaat posyandu, padahal dari pengetahuan seseorang akan dapat diketahui bagaimana dengan pengetahuan yang dimiliki ia bisa mencegah tidak terjadinya Balita BGM ataupun kematian balita, karean dari pengetahuan yang baik akan menghasilkan sikap dan tindakan yang baik pula.
Untuk Selengkapnya silahkan Download Format Zip. SEMOGA BERMANFAAT!
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN
10:12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Hal tersebut sejalan dengan tujuan sistem kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat, melalui upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Mutu pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat (Aditama, 2004: 45).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus-menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit (Achir Yani, 2007: 1).
Hasil beberapa survei menunjukkan bahwa kepuasan pasien banyak dipengaruhi secara langsung oleh mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit terutama yang berhubungan dengan fasilitas rumah sakit, proses pelayanan dan sumber daya yang bekerja di rumah sakit. Suryawati, dkk. (2008: 2) mengatakan bahwa sebagian besar keluhan pasien dalam suatu survei kepuasan menyangkut tentang keberadaan petugas yang tidak profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan diantaranya masih terdengar keluhan akan petugas yang tidak ramah dan acuh terhadap keluhan pasiennya. Selain itu juga masih sering terdengar tentang sulitnya meminta informasi dari tenaga kesehatan terutama dokter dan perawat, sulitnya untuk berkomunikasi dua arah dengan dokter, dan lain sebagainya yang mencerminkan betapa lemahnya posisi pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan.
Penelitian Pardani di rumah sakit Pemerintah kelas A di Surabaya tahun 2001, dengan menggunakan 100 orang pasien rawat inap menunjukkan bahwa 50% mengatakan puas terhadap pelaksanaan asuhan keperwatan; 25% cukup puas 25% dan tidak puas sebesar 25%. Penelitian Wirawan tahun 2000 tentang tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap asuhan keperawatan di sebuah rumah sakit di Jawa Timur juga menunjukkan hanya 17% dari seluruh pasien rawat inap yang mengatakan puas terhadap asuhan keperawatan, sedangkan 83% menyatakan tidak puas. Penelitian tersebut juga memberikan informasi bahwa keluhan utama pasien terhadap pelayanan keperawatan adalah kurangnya komunikasi perawat (80%), kurang perhatian (66,7%) dan kurang ramah (33,3%).
Kemudian penelitian Damayanti tentang harapan dan kepuasan pasien di sebuah rumah sakit pemerintah di Surabaya pada tahun 2000 yaitu dengan mengambil sampel 48 responden di UPF interna dan Paviliun menunjukkan bahwa pasien lebih mengharapkan kesabaran dan perhatian dari kinerja tenaga keperawatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 41% responden mengatakan kurang puas dengan pelayanan rumah sakit dan sebanyak 59% sisanya menyatakan puas. Khusus terhadap kinerja perawat, keluhan terbesar adalah perawat jarang menengok pasien bila tidak diminta dan bila dipanggil tidak segera datang (perawat datang sekitar 10 menit).
Hasil beberapa survey dan riset tersebut menunjukkan kondisi ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Hal itu terjadi nampaknya karena dinamika tuntutan pasien yang demikian cepat berubah namun tidak diimbangi dengan kecepatan perubahan pola kerja dan tindakan perawat. Perawat lebih banyak berfokus pada kinerja medik atau teknik keperawatan (pelaksanaan fungsi dependen atau fungsi pelimpahan dari dokter) padahal pasien nampaknya justru mengharapkan kinerja perawat sesuai normatifnya yaitu lebih berfokus pada aspek yang berkaitan dengan dimensi non teknik keperawatan (pelaksanaan fungsi independent). Nightingale dalam Potter dan Perry, (2001) merumuskan bahwa sebagai fokus dari nursing care adalah lingkungan, dimana perawat harus lebih berorientasi pada pemberian ketenangan, kenyamanan dan nutrisi yang memadai kepada pasien bukan pada proses penyakitnya atau pada pengobatannya.
Untuk Selengkapnya silahkan Download Format Zip. Semoga Bermanfaat!
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Hal tersebut sejalan dengan tujuan sistem kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat, melalui upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Mutu pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat (Aditama, 2004: 45).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus-menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit (Achir Yani, 2007: 1).
Hasil beberapa survei menunjukkan bahwa kepuasan pasien banyak dipengaruhi secara langsung oleh mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit terutama yang berhubungan dengan fasilitas rumah sakit, proses pelayanan dan sumber daya yang bekerja di rumah sakit. Suryawati, dkk. (2008: 2) mengatakan bahwa sebagian besar keluhan pasien dalam suatu survei kepuasan menyangkut tentang keberadaan petugas yang tidak profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan diantaranya masih terdengar keluhan akan petugas yang tidak ramah dan acuh terhadap keluhan pasiennya. Selain itu juga masih sering terdengar tentang sulitnya meminta informasi dari tenaga kesehatan terutama dokter dan perawat, sulitnya untuk berkomunikasi dua arah dengan dokter, dan lain sebagainya yang mencerminkan betapa lemahnya posisi pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan.
Penelitian Pardani di rumah sakit Pemerintah kelas A di Surabaya tahun 2001, dengan menggunakan 100 orang pasien rawat inap menunjukkan bahwa 50% mengatakan puas terhadap pelaksanaan asuhan keperwatan; 25% cukup puas 25% dan tidak puas sebesar 25%. Penelitian Wirawan tahun 2000 tentang tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap asuhan keperawatan di sebuah rumah sakit di Jawa Timur juga menunjukkan hanya 17% dari seluruh pasien rawat inap yang mengatakan puas terhadap asuhan keperawatan, sedangkan 83% menyatakan tidak puas. Penelitian tersebut juga memberikan informasi bahwa keluhan utama pasien terhadap pelayanan keperawatan adalah kurangnya komunikasi perawat (80%), kurang perhatian (66,7%) dan kurang ramah (33,3%).
Kemudian penelitian Damayanti tentang harapan dan kepuasan pasien di sebuah rumah sakit pemerintah di Surabaya pada tahun 2000 yaitu dengan mengambil sampel 48 responden di UPF interna dan Paviliun menunjukkan bahwa pasien lebih mengharapkan kesabaran dan perhatian dari kinerja tenaga keperawatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 41% responden mengatakan kurang puas dengan pelayanan rumah sakit dan sebanyak 59% sisanya menyatakan puas. Khusus terhadap kinerja perawat, keluhan terbesar adalah perawat jarang menengok pasien bila tidak diminta dan bila dipanggil tidak segera datang (perawat datang sekitar 10 menit).
Hasil beberapa survey dan riset tersebut menunjukkan kondisi ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Hal itu terjadi nampaknya karena dinamika tuntutan pasien yang demikian cepat berubah namun tidak diimbangi dengan kecepatan perubahan pola kerja dan tindakan perawat. Perawat lebih banyak berfokus pada kinerja medik atau teknik keperawatan (pelaksanaan fungsi dependen atau fungsi pelimpahan dari dokter) padahal pasien nampaknya justru mengharapkan kinerja perawat sesuai normatifnya yaitu lebih berfokus pada aspek yang berkaitan dengan dimensi non teknik keperawatan (pelaksanaan fungsi independent). Nightingale dalam Potter dan Perry, (2001) merumuskan bahwa sebagai fokus dari nursing care adalah lingkungan, dimana perawat harus lebih berorientasi pada pemberian ketenangan, kenyamanan dan nutrisi yang memadai kepada pasien bukan pada proses penyakitnya atau pada pengobatannya.
Untuk Selengkapnya silahkan Download Format Zip. Semoga Bermanfaat!
FAKTOR TERJADINYA ISPA PADA BALITA
09:52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali per tahun. Ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan. Sebanyak 40 % - 60 % kunjungan berobat di puskesmas dan 15 % - 30 % kunjungan berobat dibagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA (Dep.Kes.RI, 2002 : 9-10).
Word Healt Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15 % - 20 % pertahun. Menurut WHO ± 13 juta anak balita didunia meninggal setiap tahun dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun (http:// syair.worpress.com/2009/04/26/faktor-resiko-kejadian-ISPA-pada-balita, diakses tanggal 13 0ktober 2009).
Kematian pada penderita ISPA terjadi jika penyakit telah mencapai derajat ISPA berat, paling sering kematian terjadi karena infeksi telah mencapai paru-paru atau pneumonia. Sebagian besar keadaan ini terjadi karena penyakit ISPA ringan yang diabaikan. Jika penyakitnya telah menjalar ke paru-paru dan anak tidak mendapat pengobatan serta perawatan yang tepat, anak tersebut bisa meninggal.
Terjadinya ISPA dipengaruhi atau disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti virus, keadaan daya tahan tubuh, umur, jenis kelamin, status gizi, imunisasi, dan keadaan lingkungan (pencemaran lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, polusi udara, ditambah dengan perubahan iklim terutama suhu, kelembaban, curah hujan) merupakan ancaman kesehatan bagi masyarakat terutama penyakit ISPA. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor tersebut diatas tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku dan tingkat jangkauan ke pelayanan kesehatan yang masih rendah.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang bisa menyebabkan penyakit ISPA, maka diharapkan penyakit ISPA penanganannya dapat diprioritaskan. Disamping itu penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA yang sudah dilaksanakan saat ini, diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor resiko terjadinya ISPA pada balit.
Untuk Selengkapnya Silahkan Download formaf zip. Semoga Brmanfaat!
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali per tahun. Ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan. Sebanyak 40 % - 60 % kunjungan berobat di puskesmas dan 15 % - 30 % kunjungan berobat dibagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA (Dep.Kes.RI, 2002 : 9-10).
Word Healt Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15 % - 20 % pertahun. Menurut WHO ± 13 juta anak balita didunia meninggal setiap tahun dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun (http:// syair.worpress.com/2009/04/26/faktor-resiko-kejadian-ISPA-pada-balita, diakses tanggal 13 0ktober 2009).
Kematian pada penderita ISPA terjadi jika penyakit telah mencapai derajat ISPA berat, paling sering kematian terjadi karena infeksi telah mencapai paru-paru atau pneumonia. Sebagian besar keadaan ini terjadi karena penyakit ISPA ringan yang diabaikan. Jika penyakitnya telah menjalar ke paru-paru dan anak tidak mendapat pengobatan serta perawatan yang tepat, anak tersebut bisa meninggal.
Terjadinya ISPA dipengaruhi atau disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti virus, keadaan daya tahan tubuh, umur, jenis kelamin, status gizi, imunisasi, dan keadaan lingkungan (pencemaran lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, polusi udara, ditambah dengan perubahan iklim terutama suhu, kelembaban, curah hujan) merupakan ancaman kesehatan bagi masyarakat terutama penyakit ISPA. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor tersebut diatas tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku dan tingkat jangkauan ke pelayanan kesehatan yang masih rendah.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang bisa menyebabkan penyakit ISPA, maka diharapkan penyakit ISPA penanganannya dapat diprioritaskan. Disamping itu penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA yang sudah dilaksanakan saat ini, diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor resiko terjadinya ISPA pada balit.
Untuk Selengkapnya Silahkan Download formaf zip. Semoga Brmanfaat!
ASKEP KELUARGA DENGAN TB PARU
09:40
1. Pengertian TB Paru
Penyakit TBC adalah penyakit radang paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosa.
2. Tanda Dan Gejala Penyakit TB Paru
- Batuk yang lama
- Batuk disertai bercak darah
- Berkeringat dingin terutama jika malam hari.
- Badan terasa lemah
- Berat badan berkurang
- Nafsu makan menurun
- Panas badan berulang-ulang
- Dada menjadi bungkuk
- Kepala pusing
- Nafas sesak
Untuk Selengkapnya silahkan Download format zip
Penyakit TBC adalah penyakit radang paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosa.
2. Tanda Dan Gejala Penyakit TB Paru
- Batuk yang lama
- Batuk disertai bercak darah
- Berkeringat dingin terutama jika malam hari.
- Badan terasa lemah
- Berat badan berkurang
- Nafsu makan menurun
- Panas badan berulang-ulang
- Dada menjadi bungkuk
- Kepala pusing
- Nafas sesak
Untuk Selengkapnya silahkan Download format zip
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT KUSTA DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PENDERITA KUSTA
14:14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kusta adalah penyakit yang masih banyak dijumpai pada masyarakat yang ekonominya menengah kebawah. Dengan pendidikan tentang kesehatan yang masih sangat kurang dan ekonomi keluarga yang sangat rendah. Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan masalah yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan kemanusiaan seutuhnya (http://wardiatiyusuf.blogspot.com/2009/05/kusta.html Akses 15 Nopember 2009)
Dalam kenyataan sehari – hari kita bisa menyaksikan beragam tanggapan masyarakat tentang kusta. Ada yang biasa saja, namun lebih banyak yang takut, sinis, atau merasa jijik sehingga menghindarkan diri untuk bersinggungan dengan mereka. Kurangnya informasi yang benar tentang kusta turut membentuk persepsi keliru tentang mereka. Persepsi tersebut melahirkan stigma menyakitkan yang mengakibatkan terbentangnya jurang pemisah antara masyarakat umum dengan para penyandang kusta yang dipandang berbahaya. Padahal dari sisi medis penyakit kusta tidak lebih berbahaya daripada penyakit flu atau penyakit menular lainnya (Surbakti dkk, 2009)
Pandangan menyudutkan ini berdampak negatif bagi para penyandang kusta. Walaupun petugas kesehatan mengatakan seorang penderita kusta telah sembuh, tetapi masyarakat tetap menganggapnya sebagai penderita kusta. Bahkan penyandang kusta sendiri seringkali memandang cacat fisik permanen yang mereka alami sebagai tanda bahwa mereka memang mengidap penyakit kusta. Persepsi ini berlaku seumur hidup, sehingga kusta bukan semata – mata merupakan masalah kesehatan, melainkan juga masalah sosial (Surbakti dkk, 2009:43)
Masyarakat memahami bahwa para penyandang dan bekas penyandang kusta identik dengan golongan masyarakat miskin dan sebagian besar cacat fisik permanen. Kebanyakan anggota masyarakat masih mengalami ketakutan berinteraksi dengan mereka. Itulah sebabnya, mereka mengalami kesulitan ketika ingin bekerja secara mandiri. Banyak usaha pemerintah, lembaga sosial, maupun perorangan yang berupaya membantu mereka, misalnya menyediakan pelatihan atau dana untuk usaha. Tetapi umumnya upaya ini berakhir dengan kegagalan, karena para penyandang/bekas penyandang kusta tidak leluasa mengembangkan usaha, karena kesulitan mendapatkan konsumen. Oleh karena itu selama para penyandang/bekas penyandang kusta belum diterima masyarakat sama seperti warga lainnya, akan tetap sulit bagi mereka mendapatkan kehidupan sosial ekonomi yang baik.
Menurut Depkes RI (2005) Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan adalah melalui pembangunan kesehatan. Upaya perbaikan kesehatan antara lain dilakukan melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan pemukiman dan perbaikan gizi masyarakat. Berbagai upaya pembangunan kesehatan telah di upayakan oleh pemerintah bersama masyarakat, namun penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat termasuk penyakit kusta. Penyakit kusta tersebar diseluruh dunia dengan endemisitas yang berbeda-beda. Distribusi penyakit kusta dunia pada 2003 menunjukkan India sebagai negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti oleh Brasil dan Myanmar (http://syair79.wordpress.com/20/09/09/01/skrining-dan-studi-epidemiologi-penyakit-kusta-di-puskesmas-kulisusu-kabupaten-buton-utara-sulawesi-tenggara-tahun-2009/ Akses 24 Oktober 2009)
Menurut Depkes RI (2005) Pada tahun 2003, distribusi kusta menurut waktu yaitu Penderita terdaftar di Indonesia pada akhir tahun Desember 2003 sebanyak 18.312 penderita yang terdiri dari 2.814 tipe Paucibasillary (PB) dan 15.498 tipe Multibacillary (MB) dengan Prevalensi Rate 0,86 per 10.000 penduduk terdapat di 10 provinsi, yaitu : Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, NAD, Papua, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Maluku dan Nusa Tenggara Timur (http://syair79.wordpress.com/20/09/09/01/skrining-dan-studi-epidemiologi-penyakit-kusta-di-puskesmas-kulisusu-kabupaten-buton-utara-sulawesi-tenggara-tahun-2009/ Akses 24 Oktober 2009)
Dari hasil survei di Propinsi Kalimantan Selatan hingga Juni 2007, tercatat jumlah penderita kusta tipe Paucibasillary (PB) mencapai 24 orang dan penderita kusta tipe Multibacillary (MB) mencapai 281 orang. Secara keseluruhan, Prevalensi Kusta di Kalimantan Selatan tergolong rendah yakni kurang dari satu penderita per 10.000 penduduk. Namun di beberapa kabupaten seperti Hulu Sungai Tengah, Barito Kuala, Tapin dan Balangan, penyakit ini tergolong masih tinggi yakni lebih dari satu penderita per 10.000 penduduk (http://hasanzainuddin.wordpress.com/2008/03/02/kusta-masih-jadi-persoalan-serius-di-kalsel/)
Untuk Selengkapnya..DOWNLOAD Password khaidirmuhaj
SEMOGA BERMANFAAT!
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kusta adalah penyakit yang masih banyak dijumpai pada masyarakat yang ekonominya menengah kebawah. Dengan pendidikan tentang kesehatan yang masih sangat kurang dan ekonomi keluarga yang sangat rendah. Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan masalah yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan kemanusiaan seutuhnya (http://wardiatiyusuf.blogspot.com/2009/05/kusta.html Akses 15 Nopember 2009)
Dalam kenyataan sehari – hari kita bisa menyaksikan beragam tanggapan masyarakat tentang kusta. Ada yang biasa saja, namun lebih banyak yang takut, sinis, atau merasa jijik sehingga menghindarkan diri untuk bersinggungan dengan mereka. Kurangnya informasi yang benar tentang kusta turut membentuk persepsi keliru tentang mereka. Persepsi tersebut melahirkan stigma menyakitkan yang mengakibatkan terbentangnya jurang pemisah antara masyarakat umum dengan para penyandang kusta yang dipandang berbahaya. Padahal dari sisi medis penyakit kusta tidak lebih berbahaya daripada penyakit flu atau penyakit menular lainnya (Surbakti dkk, 2009)
Pandangan menyudutkan ini berdampak negatif bagi para penyandang kusta. Walaupun petugas kesehatan mengatakan seorang penderita kusta telah sembuh, tetapi masyarakat tetap menganggapnya sebagai penderita kusta. Bahkan penyandang kusta sendiri seringkali memandang cacat fisik permanen yang mereka alami sebagai tanda bahwa mereka memang mengidap penyakit kusta. Persepsi ini berlaku seumur hidup, sehingga kusta bukan semata – mata merupakan masalah kesehatan, melainkan juga masalah sosial (Surbakti dkk, 2009:43)
Masyarakat memahami bahwa para penyandang dan bekas penyandang kusta identik dengan golongan masyarakat miskin dan sebagian besar cacat fisik permanen. Kebanyakan anggota masyarakat masih mengalami ketakutan berinteraksi dengan mereka. Itulah sebabnya, mereka mengalami kesulitan ketika ingin bekerja secara mandiri. Banyak usaha pemerintah, lembaga sosial, maupun perorangan yang berupaya membantu mereka, misalnya menyediakan pelatihan atau dana untuk usaha. Tetapi umumnya upaya ini berakhir dengan kegagalan, karena para penyandang/bekas penyandang kusta tidak leluasa mengembangkan usaha, karena kesulitan mendapatkan konsumen. Oleh karena itu selama para penyandang/bekas penyandang kusta belum diterima masyarakat sama seperti warga lainnya, akan tetap sulit bagi mereka mendapatkan kehidupan sosial ekonomi yang baik.
Menurut Depkes RI (2005) Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan adalah melalui pembangunan kesehatan. Upaya perbaikan kesehatan antara lain dilakukan melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan pemukiman dan perbaikan gizi masyarakat. Berbagai upaya pembangunan kesehatan telah di upayakan oleh pemerintah bersama masyarakat, namun penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat termasuk penyakit kusta. Penyakit kusta tersebar diseluruh dunia dengan endemisitas yang berbeda-beda. Distribusi penyakit kusta dunia pada 2003 menunjukkan India sebagai negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti oleh Brasil dan Myanmar (http://syair79.wordpress.com/20/09/09/01/skrining-dan-studi-epidemiologi-penyakit-kusta-di-puskesmas-kulisusu-kabupaten-buton-utara-sulawesi-tenggara-tahun-2009/ Akses 24 Oktober 2009)
Menurut Depkes RI (2005) Pada tahun 2003, distribusi kusta menurut waktu yaitu Penderita terdaftar di Indonesia pada akhir tahun Desember 2003 sebanyak 18.312 penderita yang terdiri dari 2.814 tipe Paucibasillary (PB) dan 15.498 tipe Multibacillary (MB) dengan Prevalensi Rate 0,86 per 10.000 penduduk terdapat di 10 provinsi, yaitu : Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, NAD, Papua, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Maluku dan Nusa Tenggara Timur (http://syair79.wordpress.com/20/09/09/01/skrining-dan-studi-epidemiologi-penyakit-kusta-di-puskesmas-kulisusu-kabupaten-buton-utara-sulawesi-tenggara-tahun-2009/ Akses 24 Oktober 2009)
Dari hasil survei di Propinsi Kalimantan Selatan hingga Juni 2007, tercatat jumlah penderita kusta tipe Paucibasillary (PB) mencapai 24 orang dan penderita kusta tipe Multibacillary (MB) mencapai 281 orang. Secara keseluruhan, Prevalensi Kusta di Kalimantan Selatan tergolong rendah yakni kurang dari satu penderita per 10.000 penduduk. Namun di beberapa kabupaten seperti Hulu Sungai Tengah, Barito Kuala, Tapin dan Balangan, penyakit ini tergolong masih tinggi yakni lebih dari satu penderita per 10.000 penduduk (http://hasanzainuddin.wordpress.com/2008/03/02/kusta-masih-jadi-persoalan-serius-di-kalsel/)
Untuk Selengkapnya..DOWNLOAD Password khaidirmuhaj
SEMOGA BERMANFAAT!
STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TT DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL
13:46
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit tetanus merupakan masalah yang serius dan dapat berakibat pada kematian. Penyakit ini dapat mengenai semua umur, tetapi lebih sering terjadi pada bayi baru lahir atau disebut dengan tetanus neonatorum. Saat ini tetanus neonatorum merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi di Indonesia, yang timbul sebagai akibat masih rendahnya cakupan pelayanan antenatal dan imunisasi TT. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pengetahuan dan sikap yang termasuk sebagai faktor predisposisi yang menunjang ibu hamil untuk berperilaku.
Salah satu tujuan khusus dari program imunisasi adalah tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal & Neonatal (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam 1 tahun). (Depkes RI, 2006).
Untuk mencapai eliminasi tetanus pada ibu dan bayi, salah satu upaya pelayanan kesehatan yang perlu ditingkatkan adalah peningkatan cakupan program imunisasi khususnya imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal dapat diberikan pada ibu hamil 2 dosis primer dengan interval minimal 4 minggu dan untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada WUS, maka dianjurkan untuk diberikan 5 dosis imunisasi Tetanus Toxoid (TT).
Tingkat kematian bayi 38 per 1000 kelahiran hidup. Penelitian Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan bahwa penyebab kematian utama bagi bayi adalah infeksi saluran pernafasan (36%), diare (11%), tetanus neonatorum (9,8%), gangguan kelahiran sebelum waktunya (4,3%), dipteri, pertusis dan morbili (3,3%). ( Materi Kesehatan Komunitas, 2009).
Untuk Selengkapnya Silahkan.. Download Password khaidirmuhaj
Semoga bermanfaat!
A. LATAR BELAKANG
Penyakit tetanus merupakan masalah yang serius dan dapat berakibat pada kematian. Penyakit ini dapat mengenai semua umur, tetapi lebih sering terjadi pada bayi baru lahir atau disebut dengan tetanus neonatorum. Saat ini tetanus neonatorum merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi di Indonesia, yang timbul sebagai akibat masih rendahnya cakupan pelayanan antenatal dan imunisasi TT. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pengetahuan dan sikap yang termasuk sebagai faktor predisposisi yang menunjang ibu hamil untuk berperilaku.
Salah satu tujuan khusus dari program imunisasi adalah tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal & Neonatal (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam 1 tahun). (Depkes RI, 2006).
Untuk mencapai eliminasi tetanus pada ibu dan bayi, salah satu upaya pelayanan kesehatan yang perlu ditingkatkan adalah peningkatan cakupan program imunisasi khususnya imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal dapat diberikan pada ibu hamil 2 dosis primer dengan interval minimal 4 minggu dan untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada WUS, maka dianjurkan untuk diberikan 5 dosis imunisasi Tetanus Toxoid (TT).
Tingkat kematian bayi 38 per 1000 kelahiran hidup. Penelitian Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan bahwa penyebab kematian utama bagi bayi adalah infeksi saluran pernafasan (36%), diare (11%), tetanus neonatorum (9,8%), gangguan kelahiran sebelum waktunya (4,3%), dipteri, pertusis dan morbili (3,3%). ( Materi Kesehatan Komunitas, 2009).
Untuk Selengkapnya Silahkan.. Download Password khaidirmuhaj
Semoga bermanfaat!
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BERDASARKAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA ANAK
13:14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan peningkatan, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status kesehatan, yaitu: penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007.
Secara keseluruhan, kesehatan ibu membaik dengan turunnya AKI, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat 20% dalam kurun 10 tahun, peningkatan yang besar terutama di daerah perdesaan, sementara persalinan di fasilitas kesehatan meningkat dari 24,3% pada tahun 1997 menjadi 46% pada tahun 2007. Namun masih ditemui disparitas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan cakupan imunisasi antar wilayah masih tinggi. Cakupan pemeriksaan kehamilan tertinggi 97,1% dan terendah 67%, sementara itu cakupan imunisasi lengkap tertinggi sebesar 73,9% dan cakupan terendah 17,3% (Depkes RI,2009).
Hingga kini imunisasi masih menjadi andalan dalam mengendalikan penyebaran berbagai penyakit infeksi, khususnya penyakit yang banyak menjangkiti anak-anak. Menurut para pakar imunisasi dunia, sedikitnya sebanyak 10 juta jiwa dapat diselamatkan pada tahun 2006 melalui kegiatan imunisasi. Bahkan hingga tahun 2015 sebanyak 70 juta jiwa anak-anak di negara miskin dapat diselamatkan dari penyakit-penyakit infeksi yang umumnya menjangkiti mereka.(Depkes RI, 2006).
Vaksin BCG sebaiknya diberikan sedini mungkin setelah anak lahir (usia 0-11 bulan), ini mengingat prevalensi penyakit tuberkulosis di Indonesia masih tinggi dan kekebalan terhadap penyakit itu tidak diturunkan dari ibu karena jenisnya adalah imunitas seluler.Berdasarkan program bahwa cakupan BCG harus mencapai target 90 % pertahun sehingga anak terbebas dari penyakit TBC.
Untuk Selengkapnya Silahkan.... Download SEMOGA BERMANFAAT
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan peningkatan, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status kesehatan, yaitu: penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007.
Secara keseluruhan, kesehatan ibu membaik dengan turunnya AKI, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat 20% dalam kurun 10 tahun, peningkatan yang besar terutama di daerah perdesaan, sementara persalinan di fasilitas kesehatan meningkat dari 24,3% pada tahun 1997 menjadi 46% pada tahun 2007. Namun masih ditemui disparitas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan cakupan imunisasi antar wilayah masih tinggi. Cakupan pemeriksaan kehamilan tertinggi 97,1% dan terendah 67%, sementara itu cakupan imunisasi lengkap tertinggi sebesar 73,9% dan cakupan terendah 17,3% (Depkes RI,2009).
Hingga kini imunisasi masih menjadi andalan dalam mengendalikan penyebaran berbagai penyakit infeksi, khususnya penyakit yang banyak menjangkiti anak-anak. Menurut para pakar imunisasi dunia, sedikitnya sebanyak 10 juta jiwa dapat diselamatkan pada tahun 2006 melalui kegiatan imunisasi. Bahkan hingga tahun 2015 sebanyak 70 juta jiwa anak-anak di negara miskin dapat diselamatkan dari penyakit-penyakit infeksi yang umumnya menjangkiti mereka.(Depkes RI, 2006).
Vaksin BCG sebaiknya diberikan sedini mungkin setelah anak lahir (usia 0-11 bulan), ini mengingat prevalensi penyakit tuberkulosis di Indonesia masih tinggi dan kekebalan terhadap penyakit itu tidak diturunkan dari ibu karena jenisnya adalah imunitas seluler.Berdasarkan program bahwa cakupan BCG harus mencapai target 90 % pertahun sehingga anak terbebas dari penyakit TBC.
Untuk Selengkapnya Silahkan.... Download SEMOGA BERMANFAAT
KHASIAT JENGKOL DAN PETE
11:14
Mendengar nama jengkol dan pete mungkin sebagian dari kita langsung mengerutkan dahi, sepertinya sangat alergi mendengar kedua nama buah itu.
Terlebih lagi golongan anak muda sekarang yang mengaku generasi metropolis yang bergaya metroseksual, mungkin langsung berekspresi muntah-muntah begitu mendengar atau diajak temannya mengkonsumsi buah ini, sambil berkata “payah lo men, ga’ modern”.
Karena itulah buah ini seakan-akan menjadi makanan orang-orang kelas bawahan alias kere. Padahal mungkin kita juga sudah maklum kalau kedua makanan ini adalah salah satu dari beberapa jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, mungkin termasuk anda dan juga saya pernah memakannya, tetapi begitu ditanya orang mungkin kita akan berkata yang sebaliknya karena malu, gengsi atau seribu alasan lain pasti keluar agar tidak ketahuan. Yang lebih menggelikan lagi sewaktu ditanya temannya “lu makan jengkol”, dia jawab “engga”, tapi waktu menjawab keluar bau naga dari mulutnya, walah pasti malu banget deh. Sebenarnya tidak perlu malu kalau kita memang menyukai kedua jenis buahan atau makanan ini, karena selera makan orang memang berbeda-beda.
Tapi tahukah anda khasiat dari buah jengkol dan pete, setelah anda mengetahui khasiat dari kedua jenis buah ini mungkin pola pikir dan prasangka negative kita terhadap kedua jenis buahan khas Asia tenggara ini akan berubah.
Pertama jengkol, setelah diteliti dan diuji labolatorium, ternyata mengandung serat yang tinggi, asam jengkolat, vitamin (meskipun belum jelas jenisnya) dan juga mineral. Adapun khasiat dari jengkol menurut para ahli kesehatan yang saya ketahui dari situs wikipedia adalah sebagai berikut:
- Dapat memperlancar proses buang air besar / cuci perut, ini dikarenakan jengkol mengandung serat yang tinggi.
- Kemudian jengkol juga dapat mencegah penyakit diabetes / kencing manis, mungkin karena kandungan asam dan mineralnya.
- Dan yang ketiga ternyata jengkol dapat mencegah penyakit jantung koroner
Dan mungkin masih banyak lagi khasiatnya yang belum diketahui. Tetapi yang perlu diperhatikan disini adalah jangan terlalu banyak memakannya, kenapa? Karena jengkol juga ada efek negativenya, pertama yang biasa di timbulkan adalah penyakit yang disebut kejengkolan alias susah buang air kecil dan terasa sakit sekali sewaktu keluarnya, ada juga yang bilang penyakit ini anyang-anyangan.
Hal ini disebabkan karena kandungan asamnya, tetapi tidak semua yang mengkonsumsinya lantas mengalami kejengkolan, menurut ahli kesehatan tergantung kadar asam yang dikandung biji jengkol itu dan juga kadar asam yang terdapat di tubuh kita dan factor genetika dari kita mempengaruhi. Tetapi kalau kita mengalami kejengkolan jangan khawatir obatnya adalah banyak minum air putih dan soda. Kemudian yang paling umum dari akibat memakan jengkol adalah penyakit mulut naga alias bau mulut dan kencing kebo alias pesing. Ada yang bilang untuk mengatasinya dengan makan buah ketimun, minum kopi hitam atau mengunyah pucuk cengkeh, tapi mungkin yang paling mujarab dengan sikat gigi dan kumur-kumur dengan obat kumur.
Kedua pete, setelah mengalami uji klinis di labolatorium ternyata buah khas Indonesia ini mengandung protein dan lemak yang cukup tinggi bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi daripada tempe. Wah kalau begitu mungkin kita bisa membuat tempe dari bahan pete ya. Adapun khasiat dari buah pete yang penulis ketahui setelah melihat acara asal-usul di salah satu tv swasta adalah:
- Bisa membuat tubuh awet muda, mungkin disebabkan kandungan proteinnya yang bisa untuk regenerasi kulit, bahkan kabarnya pete Indonesia sebagian sudah diekspor ke Jepang dan dijadikan salah satu bahan kosmetik di sana.
- Menambah nafsu makan.
- Bagi sebagian orang biasanya untuk makanan pelengkap.
Adapun efek negative dari pete tidak beda jauh dengan saudaranya yaitu jengkol seperti bau mulut, kencing pesing, tetapi pete tidak mengakibatkan susah buang air kecil.
Lalu bagaimana hukumnya memakan jengkol dan pete dari segi agama? Menurut jumhur (sebagian besar) ulama memakannya adalah makruh (tidak berdosa tetapi kurang disukai) karena menimbulkan bau tidak sedap. Alasannya adalah hadits nabi yang artinya kurang lebih seperti ini (maaf kalau terdapat kesalahan) : “Orang yang memakan bawang putih atau bawang merah hendaknya jangan mendekati kami dan rumah ibadah kami”. (H.R. Imam Muslim). Menurut ulama maksud hadits ini adalah kalau memakan bawang putih atau merah dalam jumlah banyak dan menimbulkan bau mulut hendaknya jangan melakukan ibadah di masjid/musholla karena dikhawatirkan jama’ah yang lain akan terganggu, jadi cukup beribadah di rumah saja. Akan tetapi kalau sedikit dan tidak menimbulkan bau itu diperbolehkan karena tidak menggangu orang lan, dan kalau tidak menimbulkan bau menurut ulama hukum makruhnya pun dengan sendirinya menjadi hilang. Dan rasanya lucu juga ya, kalau sampai ada fatwa MUI hanya karena masalah jengkol dan pete.
Karena sama-sama dapat menimbulkan bau itulah pete dan jengkol dikiaskan (disamakan hukumnya) dengan memakan bawang putih atau merah.
sumber aslinya:
klik lihat
Terlebih lagi golongan anak muda sekarang yang mengaku generasi metropolis yang bergaya metroseksual, mungkin langsung berekspresi muntah-muntah begitu mendengar atau diajak temannya mengkonsumsi buah ini, sambil berkata “payah lo men, ga’ modern”.
Karena itulah buah ini seakan-akan menjadi makanan orang-orang kelas bawahan alias kere. Padahal mungkin kita juga sudah maklum kalau kedua makanan ini adalah salah satu dari beberapa jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, mungkin termasuk anda dan juga saya pernah memakannya, tetapi begitu ditanya orang mungkin kita akan berkata yang sebaliknya karena malu, gengsi atau seribu alasan lain pasti keluar agar tidak ketahuan. Yang lebih menggelikan lagi sewaktu ditanya temannya “lu makan jengkol”, dia jawab “engga”, tapi waktu menjawab keluar bau naga dari mulutnya, walah pasti malu banget deh. Sebenarnya tidak perlu malu kalau kita memang menyukai kedua jenis buahan atau makanan ini, karena selera makan orang memang berbeda-beda.
Tapi tahukah anda khasiat dari buah jengkol dan pete, setelah anda mengetahui khasiat dari kedua jenis buah ini mungkin pola pikir dan prasangka negative kita terhadap kedua jenis buahan khas Asia tenggara ini akan berubah.
Pertama jengkol, setelah diteliti dan diuji labolatorium, ternyata mengandung serat yang tinggi, asam jengkolat, vitamin (meskipun belum jelas jenisnya) dan juga mineral. Adapun khasiat dari jengkol menurut para ahli kesehatan yang saya ketahui dari situs wikipedia adalah sebagai berikut:
- Dapat memperlancar proses buang air besar / cuci perut, ini dikarenakan jengkol mengandung serat yang tinggi.
- Kemudian jengkol juga dapat mencegah penyakit diabetes / kencing manis, mungkin karena kandungan asam dan mineralnya.
- Dan yang ketiga ternyata jengkol dapat mencegah penyakit jantung koroner
Dan mungkin masih banyak lagi khasiatnya yang belum diketahui. Tetapi yang perlu diperhatikan disini adalah jangan terlalu banyak memakannya, kenapa? Karena jengkol juga ada efek negativenya, pertama yang biasa di timbulkan adalah penyakit yang disebut kejengkolan alias susah buang air kecil dan terasa sakit sekali sewaktu keluarnya, ada juga yang bilang penyakit ini anyang-anyangan.
Hal ini disebabkan karena kandungan asamnya, tetapi tidak semua yang mengkonsumsinya lantas mengalami kejengkolan, menurut ahli kesehatan tergantung kadar asam yang dikandung biji jengkol itu dan juga kadar asam yang terdapat di tubuh kita dan factor genetika dari kita mempengaruhi. Tetapi kalau kita mengalami kejengkolan jangan khawatir obatnya adalah banyak minum air putih dan soda. Kemudian yang paling umum dari akibat memakan jengkol adalah penyakit mulut naga alias bau mulut dan kencing kebo alias pesing. Ada yang bilang untuk mengatasinya dengan makan buah ketimun, minum kopi hitam atau mengunyah pucuk cengkeh, tapi mungkin yang paling mujarab dengan sikat gigi dan kumur-kumur dengan obat kumur.
Kedua pete, setelah mengalami uji klinis di labolatorium ternyata buah khas Indonesia ini mengandung protein dan lemak yang cukup tinggi bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi daripada tempe. Wah kalau begitu mungkin kita bisa membuat tempe dari bahan pete ya. Adapun khasiat dari buah pete yang penulis ketahui setelah melihat acara asal-usul di salah satu tv swasta adalah:
- Bisa membuat tubuh awet muda, mungkin disebabkan kandungan proteinnya yang bisa untuk regenerasi kulit, bahkan kabarnya pete Indonesia sebagian sudah diekspor ke Jepang dan dijadikan salah satu bahan kosmetik di sana.
- Menambah nafsu makan.
- Bagi sebagian orang biasanya untuk makanan pelengkap.
Adapun efek negative dari pete tidak beda jauh dengan saudaranya yaitu jengkol seperti bau mulut, kencing pesing, tetapi pete tidak mengakibatkan susah buang air kecil.
Lalu bagaimana hukumnya memakan jengkol dan pete dari segi agama? Menurut jumhur (sebagian besar) ulama memakannya adalah makruh (tidak berdosa tetapi kurang disukai) karena menimbulkan bau tidak sedap. Alasannya adalah hadits nabi yang artinya kurang lebih seperti ini (maaf kalau terdapat kesalahan) : “Orang yang memakan bawang putih atau bawang merah hendaknya jangan mendekati kami dan rumah ibadah kami”. (H.R. Imam Muslim). Menurut ulama maksud hadits ini adalah kalau memakan bawang putih atau merah dalam jumlah banyak dan menimbulkan bau mulut hendaknya jangan melakukan ibadah di masjid/musholla karena dikhawatirkan jama’ah yang lain akan terganggu, jadi cukup beribadah di rumah saja. Akan tetapi kalau sedikit dan tidak menimbulkan bau itu diperbolehkan karena tidak menggangu orang lan, dan kalau tidak menimbulkan bau menurut ulama hukum makruhnya pun dengan sendirinya menjadi hilang. Dan rasanya lucu juga ya, kalau sampai ada fatwa MUI hanya karena masalah jengkol dan pete.
Karena sama-sama dapat menimbulkan bau itulah pete dan jengkol dikiaskan (disamakan hukumnya) dengan memakan bawang putih atau merah.
sumber aslinya:
klik lihat
KHASIAT BUAH NANAS
23:28
Buah ini banyak mengandung vitamin A dan C sebagai antioksidan. Juga mengandung kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, dan enzim bromelain.
Bromelain berkhasiat sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, serta menghambat pertumbuhan sel kanker. Kandungan seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita sembelit.
Beberapa khasiat buah Nanas yang telah masak:
sumber: Selengkapnya..
Bromelain berkhasiat sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, serta menghambat pertumbuhan sel kanker. Kandungan seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita sembelit.
Beberapa khasiat buah Nanas yang telah masak:
- bersifat dingin,
- dapat mengurangi keluarnya asam lambung yang berlebihan,
- membantu pencernaan makanan di lambung,
- antiradang,
- peluruh kencing (diuretik),
- membersihkan jaringan kulit yang mati,
- mengganggu pertumbuhan sel kanker,
- menghambat penggumpalan trombosit.
- Air perasan (Jus) Nanas: Cacingan, radang tenggorokan, Beri-beri, menurunkan berat badan, masalah pencernaan
- Daun Nanas (cuci bersih, ditumbuk halus, balurkan pada yang sakit): Untuk luka bakar, gatal dan bisul
- Ketombe: Sediakan 1/4 buah nanas masak. Kupas kulitnya, lalu parut, peras, dan saring. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk nipis dan aduk sampai rata. Gunakan ramuan ini untuk menggosok kulit kepala yang berketombe. Lakukan malam sebelum tidur. Keesokan paginya rambut dikeramas. Lakukan 2-3 kali dalam seminggu.
- Peradangan kulit: sediakan 1/2 buah nanas yang telah masak. Kupas kulitnya, lalu parut. Hasil parutannya dipakai untuk menggosok kulit yang bersisik dan mengelupas. Lakukan sekali sehari, malam sebelum tidur. Keesokan paginya baru dicuci bersih. Lakukan setiap hari.
- Sembelit: minum air perasan dari 3 buah nanas, namun pilihlah buah yang belum matang benar dan agak sedikit asam.
- Nanas muda berpotensi sebagai abortivum atau sejenis obat yang dapat menggugurkan kandungan. Karena itu, nanas dapat digunakan untuk melancarkan terlambat haid. Karena itu, perempuan hamil dilarang mengkonsumsi nanas muda.
- memicu rematik. Di dalam saluran cerna, buah nanas terfermentasi menjadi alkohol. Ini bisa memicu kekambuhan rematik gout. Penderita rematik dan radang sendi dianjurkan untuk membatasi konsumsi nanas.
- meningkatkan gula darah. Buah nanas masak mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Jadi, bagi penderita diabetes, sebaiknya tidak mengonsumsi nanas secara berlebihan.
- menimbulkan rasa gatal. Terkadang sehabis makan nanas segar, mulut dan lidah terasa gatal. Untuk menghindarinya, sebelum dimakan, rendamlah potongan buah nanas dengan air garam. Sederhana bukan?
sumber: Selengkapnya..
KHASIAT LENGKUAS
23:15
Tanaman bernama latin Alpinia Galanga dikenal juga dengan nama lain laos (jawa), laja (sunda), langkueh (Minang) dll. Bagian tanaman ini yang sering dipergunakan sebagai bahan obat adalah rimpang-nya.
Beberapa penyakit yang bisa di obati oleh lengkuas ini adalah: Aneka penyakit kulit, rematik, obat gosok, pelancar kemih
1. Penyakit kulit: Panu, kadas, kudis, koreng, borok
Pengobatan: Pengobatan luar, di oles di tempat yang sakit
Cara membuat: - Tumbuk halus rimpang lengkuas dengan bawang putih (perbandingan 1:4, 1 rimpang 4 bawang putih) sampai jadi bubur
- Oleskan/tempelkan di tempat yang sakit
- Untuk kurap yang telah menahun, tambahkan ramuan tadi dengan cuka
- Untuk Panu: sediakan rimpang segar, cacah hingga timbul seratnya, gosokkan pada bagian yang sakit
2. Obat gosok
Pengobatan: Pengobatan luar, di gosok pada perut
Cara membuat: - Iris rimpang lengkuas, rendam dalam alkohol
- Gosokkan irisan rimpang tadi ke perus yang sakit
3. Rematik
Pengobatan: Mandi air rebusan
Cara membuat: - Cuci bersih rimpang lengkuas lalu rebus
- Gunakan air rebusan yang masih hangat untuk mandi
4. Sakit kepala, nyeri dada, menguatkan lambung, memperbaiki pencernaan
Pengobatan: di jadikan bumbu dapur
Cara membuat: - Rimpang lengkuas yang di jadikan bumbu dapur di campur dalam masakan sehari-hari.
sumber: Selengkapnya..
Beberapa penyakit yang bisa di obati oleh lengkuas ini adalah: Aneka penyakit kulit, rematik, obat gosok, pelancar kemih
1. Penyakit kulit: Panu, kadas, kudis, koreng, borok
Pengobatan: Pengobatan luar, di oles di tempat yang sakit
Cara membuat: - Tumbuk halus rimpang lengkuas dengan bawang putih (perbandingan 1:4, 1 rimpang 4 bawang putih) sampai jadi bubur
- Oleskan/tempelkan di tempat yang sakit
- Untuk kurap yang telah menahun, tambahkan ramuan tadi dengan cuka
- Untuk Panu: sediakan rimpang segar, cacah hingga timbul seratnya, gosokkan pada bagian yang sakit
2. Obat gosok
Pengobatan: Pengobatan luar, di gosok pada perut
Cara membuat: - Iris rimpang lengkuas, rendam dalam alkohol
- Gosokkan irisan rimpang tadi ke perus yang sakit
3. Rematik
Pengobatan: Mandi air rebusan
Cara membuat: - Cuci bersih rimpang lengkuas lalu rebus
- Gunakan air rebusan yang masih hangat untuk mandi
4. Sakit kepala, nyeri dada, menguatkan lambung, memperbaiki pencernaan
Pengobatan: di jadikan bumbu dapur
Cara membuat: - Rimpang lengkuas yang di jadikan bumbu dapur di campur dalam masakan sehari-hari.
sumber: Selengkapnya..
KHASIAT DAUN SALAM
23:08
Daun salam (Syzygium polyanthum) sudah terkenal sebagai bumbu penyedap di ragam kuliner bangsa indonesia. Selain itu, ada juga khasiat daun salam dalam hal pengobatan alami seperti:
sumber: Suara merdeka
- Diare
- Kencing manis
- Menurunkan kadar kolesterol tinggi
- Menurunkan tekanan darah tinggi
- Maag
- Mabuk alkohol
- Kudis, gatal-gatal
sumber: Suara merdeka
Khasiat Daun Sirih
23:00
Daun sirih sangat terkenal karena khasiatnya yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, yaitu dari mimisan (keluar darah dari hidung) sampai dengan diare dan sakit gigi
Tumbuk semua bahan bersama-sama sampai halus, lalu gosokkan pada bagian perut. Ulangi sampai sembuh
1. daun sirih direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih lalu dinginkan air rebusan tersebut.
Gunakan air rebusan untuk berkumur. Diulang secara teratur sampai sembuh.
2. Ambil 2 lembar daun sirih yang telah diremas, garam secukupnya.
Caranya, bahan tersebuh diseduh dengan air panas sebanyak 1 gelas, kemudian aduk sampai garam larut, biarkan sampai dingin. Air tersebut digunakan untuk berkumur.
Bahan: 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning, 1,5 sendok minyak kayu putih.
Caranya, semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama hingga halus, kemudian digosokkan pada bagian badan yang gatal-gatal.
Caranya, daun sirih dirajang halus, kemudian direbus bersama gula batu dengan air 2 gelas sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, lalu disaring. Air rebusan diminum 3 kali sehari, masing-masing 3 sendok makan.
Caranya, daun sirih direbus dengan 2,5 liter air sampai mendidih. Saat masih hangat, air rebusan daun sirih tersebut dipakai untuk membasuh dan membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang.
sumber : lengkapnya...
- Mimisan
- Diare
Tumbuk semua bahan bersama-sama sampai halus, lalu gosokkan pada bagian perut. Ulangi sampai sembuh
- Sakit gigi
1. daun sirih direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih lalu dinginkan air rebusan tersebut.
Gunakan air rebusan untuk berkumur. Diulang secara teratur sampai sembuh.
2. Ambil 2 lembar daun sirih yang telah diremas, garam secukupnya.
Caranya, bahan tersebuh diseduh dengan air panas sebanyak 1 gelas, kemudian aduk sampai garam larut, biarkan sampai dingin. Air tersebut digunakan untuk berkumur.
- Alergi
Bahan: 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning, 1,5 sendok minyak kayu putih.
Caranya, semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama hingga halus, kemudian digosokkan pada bagian badan yang gatal-gatal.
- Bronkhitis
Caranya, daun sirih dirajang halus, kemudian direbus bersama gula batu dengan air 2 gelas sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, lalu disaring. Air rebusan diminum 3 kali sehari, masing-masing 3 sendok makan.
- Keputihan
Caranya, daun sirih direbus dengan 2,5 liter air sampai mendidih. Saat masih hangat, air rebusan daun sirih tersebut dipakai untuk membasuh dan membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang.
sumber : lengkapnya...